REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad meminta masyarakat tak panik dengan masuknya varian Omicron ke Indonesia. Adapun pemerintah diminta untuk meningkatkan pelacakan atau tracing untuk mencegah penyebarannya semakin luas.
"Segala sesuatu yang dilakukan tergesa-gesa dan tidak fokus, lebih baik kita fokus dalam melakukan tracing. Kemudian pemerintah juga agar membuat kajian mendalam tentang langkah-langkah yang diambil," ujar Dasco di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (20/12).
Masyarakat juga diimbau untuk tetap menerapkan protokol kesehatan dalam aktivitasnya. Agar lonjakan kasus dan gelombang ketiga Covid-19 tak terjadi di Indonesia.
"Karena masih ada silang pendapat soal masalah dampak, daripada terkena Omicron belum tahu apalah kemudian membayangkan seperti apa dan kita meminta pemerintah membuat kajian mendalam," ujar Dasco.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan perkembangan kasus varian Omicron yang kini telah terdeteksi di 90 negara di dunia, termasuk Indonesia. Usai mengikuti rapat terbatas evaluasi PPKM di Istana, Luhut menyampaikan bahwa masih banyak yang belum diketahui tentang varian ini.
Hingga saat ini, tingkat kematian karena varian ini masih terlihat rendah. Meskipun kemungkinan memiliki gejala yang lebih ringan, namun risiko peningkatan perawatan di rumah sakit, seperti yang terjadi di UK, juga sangat berbahaya. Sebab juga dapat meningkatkan potensi kematian jika pasien tidak mendapatkan perawatan.
Namun, Luhut meminta agar masyarakat tak panik menyusul ditemukannya kasus akibat varian Omicron di Indonesia. “Kita jangan bergosip ria dengan ini. Dengarkan saja penjelasan resmi dari pemerintah, penjelasan resmi yang diberikan Kemenkes, atau kantornya pak Airlangga atau kantor saya. Karena jangan sampai ini menimbulkan kepanikan. Tidak ada yang perlu dibuat panik karena semua kesiapan kita jauh lebih bagus dari bulan Mei, Juni, Juli tahun ini,” jelas Luhut saat konferensi pers, Senin (20/12).