Senin 20 Dec 2021 21:12 WIB

Ini Alasan Vaksinasi Anak Dilakukan di Sekolah

Sekolah menjadi lokasi vaksinasi karena mempertimbangkan psikologis anak.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Nora Azizah
Vaksinator menyuntikkan vaksin Covid-19 ke siswa Sekolah Dasar (SD).
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Vaksinator menyuntikkan vaksin Covid-19 ke siswa Sekolah Dasar (SD).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), Sri Rezeki Hadinegoro menilai vaksinasi anak 6-11 tahun alangkah baiknya dilaksanakan di sekolah. Hal ini sebagaimana program BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) yang biasa dilaksanakan pada Oktober-November. Lokasi di sekolah menurutnya baik, dengan pertimbangan kondisi psikologis anak.

“Di sekolah suasananya beda daripada vaksinasi dikerjakan di rumah sakit. Apalagi lihat anak-anak lain disuntik tidak menangis, maka anak akan malu jika menangis," katanya, Senin (20/12).

Baca Juga

Sri melanjutkan , pertimbangan lokasi di sekolah lantaran adanya guru yang sudah dikenal, ayah serta ibu siswa pun bisa menunggu. Selain itu, bila dilaksanakan di sekolah, anak-anak bisa diatur kedatangannya guna menghindari kerumunan. Namun, sekolah juga harus menyediakan sarana jika terjadi emergensi, misalnya oksigen dan infus set, serta ada guru UKS yang bertanggung jawab terhadap anak-anak yang sakit.

Pelaksanaan vaksin untuk anak telah dimulai dari wilayah dengan cakupan vaksinasi dosis pertama di atas 70 persen dan vaksinasi lansia di atas 60 persen. Kick off dilakukan pada Selasa (14/12) di 115 kabupaten/kota, dan akan terus bertambah. Direktur Jenderal (Dirjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, pelaksanaan vaksin untuk anak 6-11 tahun berjalan lancar, aman, dan peminatnya makin lama makin banyak.

Pelaksanaan vaksinasi anak usia 6-11 tahun ini, kata Maxi, tak lepas dari dukungan Pemda, TNI Polri, juga pemangku kepentingan lain seperti pihak swasta dan organisasi keagamaan untuk sukseskan vaksinasi. Tak kalah penting, kembali, adalah peran para orang tua dan masyarakat dalam menyampaikan informasi yang benar serta melawan hoaks. Maxi pun menekankan, jika lebih baik bila vaksinasi di sekolah juga menghadirkan orang tua agar bisa menyaksikan. 

“Nantinya anak-anak yang sudah divaksin bisa menjelaskan ke anak lain, demikian juga orang tua yang anaknya sudah divaksin, bisa berbagi dengan orang tua lain yang anaknya belum divaksin,” ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement