REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk optimistis laju pertumbuhan kredit sindikasi akan terus mengalami peningkatan. Hal ini seiring mulai membaiknya iklim ekonomi, yang sejalan dengan upaya percepatan pemulihan ekonomi nasional.
SVP Corporate Solution Group Bank Mandiri Erwanza Nirwan mengatakan, pada November 2021 total kredit sindikasi sebesar Rp 157,01 triliun. Dari total nilai tersebut perseroan mendapatkan porsi pembiayaan sindikasi sebesar Rp 60,48 triliun.
“Melihat kondisi perekonomian yang berangsur membaik, kami optimistis permintaan kredit sindikasi akan terus meningkat. Kami memperkirakan ke depan tren permintaan sindikasi pada 2022 akan menunjukkan tren peningkatan terutama sektor-sektor unggulan,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (21/12).
Seiring meningkatnya kepercayaan nasabah, Bank Mandiri menempati posisi puncak daftar Bloomberg League Table Reports Indonesia Borrower Loans 2021 kategori Mandated Lead Arranger (MLA) dan Bookrunner. Berdasarkan data Bloomberg pada 13 Desember 2021, Bank Mandiri tercatat sebagai MLA terbaik lewat keberhasilannya mengelola kredit sindikasi senilai 3,66 miliar dolar AS dari 32 transaksi atau setara 20,93 persen pangsa pasar.
Pada kategori Bookrunner, Bank Mandiri juga menjadi yang terbaik setelah berhasil mengelola kredit sindikasi dengan nilai total terjumbo sebesar 1,8 miliar dolar AS dari 17 transaksi atau setara 17,89 persen pangsa pasar.
“Pencapaian ini mengindikasikan terus meningkatnya kepercayaan dunia usaha serta lembaga keuangan lokal maupun internasional pada Bank Mandiri untuk terlibat dalam transaksi kredit sindikasi yang dilakukan,” tuturnya.
Erwanza mengungkapkan, transaksi kredit sindikasi yang dikelola Bank Mandiri baik sebagai Mandated Lead Arranger ataupun Bookrunner ini tidak hanya melibatkan institusi keuangan lokal, tetapi juga lembaga keuangan internasional.
Selain itu, perseroan melihat beberapa sektor yang menunjukkan tren perbaikan antara lain transportasi, infrastruktur, telekomunikasi dan energi.