REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG--Perekonomian Bebal tidak hanya memperhatikan tumbuhnya sektor pertambangan yang selama ini menjadi primadona, melainkan tumbuhnya sektor lain seperti pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan. Hal ini terlihat dari persentase kontribusi empat sektor tersebut terhadap pertumbuhan ekonomi Babel.
"Tentunya capaian ini tidak dilakukan ujuk-ujuk langsung bisa tumbuh, tapi sudah dirancang dalam sebuah perencanaan jangka panjang. Artinya, sudah ada fondasi, hanya saja kebetulan puncaknya di saat pandemi," kata Gubernur Erzaldi Rosman dalam dialog yang bertema Ekonomi Tumbuh, Masyarakat Sehat, UMKM Bangkit, Ekspor Meningkat Saat Pandemi Covid-19.
Tahun 2021 menjadi tahun yang penuh keberkahan bagi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel). Di tengah-tengah gelombang Pandemi Covid-19, dan konsentrasi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Babel terfokus pada penanganan virus, Bumi Serumpun Sebalai tetap dianugerahi oleh Allah Swt dengan peningkatan perekonomian.
Hal ini menjadikan Babel sebagai provinsi dengan peningkatan ekonomi tertinggi di Sumatera, dan keempat se-Indonesia. Capaian membanggakan itu tentunya didapati tidak dengan cara yang instan. Demikian diungkapkan Gubernur Babel Erzaldi Rosman, saat menjadi tamu "Dialog Ruang Tengah", di Kantor Bangka Pos, Senin (20/12/21).
"Coba cek by data, di mana data 2014, 2015 dan seterusnya jarak antara kontribusi PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) pertanian, perikanan, perkebunan, peternakan, itu jauh di bawah pertambangan. Jaraknya jauh dengan pertambangan sekitar 9 persen, sekarang naik tinggal selisihnya cuma 1 persen. Kalau kontribusi pertambangan 21 persen, pertanian perikanan dan lain-lain itu 20 persen kontribusinya," ujarnya.
Gubernur Erzaldi memberikan gambaran, jika kondisi ini (Pengelolaan ekonomi) berjalan dengan baik hingga lima tahun mendatang, keempat sektor tersebut akan menyalip kontribusi pertambangan. Hal ini juga, katanya dapat menjadi strategi bagi Babel untuk dapat mempertahankan pertambangan sebagai sumber daya cadangan dan mengurangi eksploitasi yang hingga kini dilakukan terus-menerus.
"Bayangkan kalau ini lancar, manajemennya tetap dipertahanan. Kalau sudah bisa mengalahkan pertambangan, ini luar biasa. Jadi kita bisa menentukan harga (timah), simpan dulu sebagai cadangan, harga naik baru jual. Sehingga Babel bisa menjadi penentu harga sesuai dengan supply and demand. Kita harus sepaham, kita ingin menyejahterakan masyarakat. Kita ingin membuat pertumbuhan ekonomi kita bagus, baik," katanya.
Contoh lain yang menjadi bukti pertumbuhan ekonomi di Babel dapat terlihat, dari menggeliatnya kembali lada Muntok White Pepper dan budidaya Udang Vaname di dunia ekspor. Kedua komoditi ini kembali dan sedang dalam masa yang baik untuk dikembangkan.
"Petani harus bisa berinovasi dengan tidak hanya mengandalkan 3 komoditi saja seperti lada, karet, dan sawit. Karena ini menjadi pendapatan tahunan, tetapi juga dapat menanam komoditi lain seperti porang, jahe, dan sayuran lainnya. Kalau kamu butuh duit kamu jual (timah), kalau belum simpan dulu," katanya.
Ia juga menjawab pertanyaan yang diutarakan pembawa acara mengenai tantangan terberat dan tersulit selama menakhodai Babel hampir lima tahun masa kepemimpinannya. Gubernur Erzaldi mengakui jika tidak ada hal terberat, karena baginya tanggung jawabnya ialah menyejahterakan masyarakat. Guna mencapai tujuan itu, Ia pun menanamkan prinsip kerja cerdas, kerja keras, dan kerja ikhlas.
"Sebagai pemimpin saya harus paham, harus tahu. Kalau kita tidak tahu, kita tidak bisa menjual indutri kita dan mendukung investasi. Jangan sampai orang datang mau investasi dia bingung mau ketemu siapa. Saya sebagai gubernur adalah sebagai CEO. Gak mungkin ketika ditanya kita tidak tahu. Makanya strategi saya adalah konsolidasi lebih dulu bersama vertikal, kalau internal itu wajib koordinasi. Kalau tantangan bagi saya biasa, karena kata orang, kalau banyak tantangan maka akan naik kelas," katanya.