Selasa 21 Dec 2021 15:59 WIB

AS Umumkan Utusan Baru untuk Tibet

AS menunjuk Uzrya Zeya sebagai koordinator khusus untuk masalah Tibet

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Pemimpin spiritual Tibet, Dalai Lama. AS menunjuk Uzrya Zeya sebagai koordinator khusus untuk masalah Tibet. Ilustrasi.
Foto: AP
Pemimpin spiritual Tibet, Dalai Lama. AS menunjuk Uzrya Zeya sebagai koordinator khusus untuk masalah Tibet. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) menunjuk seorang yang diberi jabatan sebagai 'koordinator khusus untuk masalah Tibet' baru pada Senin (20/12) waktu setempat. Utusan baru ini akan ditugaskan untuk memulai kembali dialog antara Dalai Lama dan China serta mempromosikan penghormatan terhadap hak asasi manusia rakyat Tibet.

Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken mengatakan tugas tersebut jatuh kepada Wakil Sekretaris Uzrya Zeya. Penunjukkan ini menurutnya menandakan bahwa pemerintahan Biden berkomitmen menangani masalah-masalah Tibet. Sambil terus melayani dalam perannya saat ini, Zeya akan mempromosikan dialog antara pemerintah Republik Rakyat China (RRC) dan Dalai Lama, perwakilannya, atau para pemimpin Tibet yang terpilih secara demokratis.

Baca Juga

"Dia akan mempromosikan penghormatan terhadap hak asasi manusia dan kebebasan mendasar orang Tibet, termasuk kebebasan beragama atau berkeyakinan," ujar Blinken seperti dikutip laman Channel News Asia, Selasa (21/12).

Pengumuman tersebut dimungkinkan bakal meningkatkan ketegangan lagi antara AS dan China. Presiden AS Joe Biden telah ditekan untuk bertindak setelah kelompok bipartisan dari Kongres menulis kepadanya pada pertengahan Desember, meminta agar dia bertemu dengan Dalai Lama (86 tahun) dan menekan China untuk memulai kembali negosiasi yang berakhir lebih dari 12 tahun yang lalu.

Kurangnya minat China dalam dialog telah membuat banyak pengamat meyakini Beijing tengah menunggu Dalai Lama. China berharap gerakan global yang telah dia bangun untuk hak-hak yang lebih besar di Tibet akan layu tanpa kepemimpinan biksu Buddha yang menjadi ikon budaya.

Tahun ini, Beijing merayakan ulang tahun ke-70 dari apa yang disebutnya "pembebasan damai" Tibet, ketika rezim komunis mengambil alih wilayah Himalaya yang luas setelah Perang Saudara China. Pada 1959, setelah kerusuhan yang gagal melawan kehadiran China di Tibet, Dalai Lama melarikan diri ke India.

Pendukungnya menuduh pemerintah China menindas budaya dan agama Tibet dengan menghancurkan ribuan tempat suci dan mengatur masuknya han China, mayoritas etnis di China. Dalai Lama telah bertemu dengan setiap presiden AS sejak George HW Bush, kecuali mantan presiden Trump.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement