REPUBLIKA.CO.ID, MANILA – Pemerintah China menyalurkan bantuan untuk ribuan warga Filipina yang terdampak hantaman topan Rai. Sejauh ini, sebanyak 375 orang sudah dilaporkan tewas dan 56 lainnya hilang.
“Hati kami untuk semua keluarga Filipina yang hancur oleh topan Rai yang telah menyebabkan korban besar serta kerugian harta benda,” kata Duta Besar China untuk Filipina Huang Xilian dalam sebuah pernyataan pada Selasa (21/12) dikutip laman China Global Television Network.
Huang mengungkapkan, kedutaannya di Manila telah menyiapkan 20 ribu paket makanan senilai sekitar 8 juta peso. Setiap paket berisi lima kilogram beras, 10 makanan kaleng, dan 10 bungkus mi instan. "Dengan bantuan komunitas Filipina-China setempat, barang-barang bantuan ini sedang dalam perjalanan ke Cebu, Leyte, Negros Occidental, Bohol, Kota Cagayan de Oro, Kota Surigao, (dan) Negros Oriental," ucapnya.
Huang mengatakan, 4,275 juta kilogram beras sumbangan Pemerintah China sudah berada di berbagai pelabuhan Filipina. Sebanyak 1,5 juta di antaranya telah berada di Cebu. Sementara 3,225 juta lainnya berada di Manila dan bakal disalurkan ke daerah-daerah terdampak.
"China akan melakukan yang terbaik untuk melanjutkan dukungan kuatnya terhadap upaya bantuan bencana dari pemerintah dan rakyat Filipina. Kami berharap semua yang terkena dampak dapat mengatasi kesulitan serta membangun kembali rumah mereka lebih awal," ujarnya.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah mengunjungi beberapa lokasi yang terdampak topan Rai. Dia menjanjikan dana bantuan sebesar 2 miliar peso untuk provinsi-provinsi yang terimbas. Topan Rai melanda Filipina pada Jumat (17/12) lalu. Topan Rai merupakan topan terkuat yang menghantam Filipina tahun ini.
Rai membawa angin berkecepatan 195 kilometer per jam pada kondisi terkuatnya. Sedikitnya 227 kota di Filipina kehilangan listrik. Topan pun merusak tiga bandara regional, termasuk dua yang telah ditutup. Sekitar 20 badai dan topan melanda Filipina setiap tahun. Sama seperti Indonesia, Filipina terletak di wilayah “Cincin Api” Pasifik yang aktif secara seismik. Hal itu membuat Filipina menjadi salah satu negara paling rawan bencana di dunia.