REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Sebuah pabrik lilin di Desa Cintadamai, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Garut, dilaporkan mengalami kebakaran oada Selasa (21/12) sekitar pukul 04.00 WIB. Akibatnya, seorang pekerja di pabrik itu meninggal dunia.
Komandan Komando Rayon Militer (Danramil) 1115/Cisurupan, Kapten Inf Iyus Rustandi, mengatakan, pihaknya mendapat laporan kejadian kebakaran pada Senin subuh. Kejadian itu kali pertama disaksikan oleh penjaga pabrik. Api diduga berasal dari kompor pemanas lilin.
"Ketika itu, api telah membakar seluruh bangunan pabrik seluas 25x25 meter persegi," kata dia, Selasa.
Penjaga pabrik itu kemudian menghubungi petugas pemadam kebakaran. Petugas kemudian melalukan pemadaman dibantu TNI, Polri, dan warga sekitar. Api baru bisa dipadamkan pada sekitar pukul 07.00 WIB.
Setelah dilakukan pendataan, seluruh isi pabrik beserta tiga unit kendaraan roda dua ikut terbakar. Selain membakar bangunan, kebakaran itu juga menimbulkan korban jiwa.
Menurur Iyus, seorang pekerja atas nama Anas (25) ditemukan meninggal dunia di kebun yang jaraknya sekitar 50 meter dari lokasi kebakaran. Korban diduga melarikan diri sewaktu kejadian Kebakaran dan meninggal dunia di kebun.
"Akibat kejadian tersebut diperkirakan kerugian mencapai Rp 1 miliar," kata dia.
Kapolsek Cisurupan, Iptu Iwan Soleh Pujiawan, mengatakan, pabrik lilin itu memang beroperasi setiap malam. Pada malam hari, dilakukan pembakaran lilin bekas untuk dijadikan baru kembali. Namun, saat melakukam pembakaran, penjaga yang bertugas diduga ketiduran.
"Jadi api membesar," kata dia, saat dikonfirmasi Republika.
Menurut dia, berdasarkan informasi dari pemilik pabrik, ketika kejadian terdapat empat pekerja di dalam pabrik itu. Dari empat orang yang berada di dalam pabrik, tiga orang berhasil selamat dan satu orang meninggal dunia.
"Kayaknya dia lompat keluar saat terbakar, ditemukan siangnya di kebun. Yang tiga orang lagi sempat melarikan diri dan selamat," kata dia.
Lantaran ada korban jiwa, Iwan mengatakan, aparat kepolisian akan melakukan penyelidikan terkait peristiwa itu. Polisi akan memeriksa sejumlah saksi dan pemilik pabrik.
"Namun, alhamdulillah sementara keluarga korban menerima itu sebagai musibah. Sudah membuat penyataan untum tidak autopsi. Tapi kami akan terus menyelidiki," kata dia.