REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob telah melakukan survei udara. Hasil dari pemetaan tersebut, dia mengumumkan sejumlah tindakan bantuan untuk lebih dari 21 ribu orang yang terkena dampak banjir.
Yaakob mengumumkan di halaman Facebook resminya distribusi langsung 50 juta ringgit Malaysia ke NADMA atau Kelompok Dana Bantuan Bencana Nasional (KWABBN). Dana ini akan diberikan sebagai bantuan kepada keluarga yang terkena dampak dalam bentuk kebutuhan dasar seperti kasur, selimut, pakaian, sanitasi produk kebersihan untuk wanita, makanan, susu, dan popok.
Sebelum pengumuman itu, Yaakob menyatakan alokasi awal lainnya sudah diberikan sebesar 10 juta ringgit Malaysia untuk upaya pemulihan pasca-banjir. "Pemerintah federal akan terus bekerja sama dengan pemerintah negara bagian dalam upaya memperbaiki rumah dan infrastruktur publik yang rusak akibat bencana banjir. Alokasi ini akan ditambah sewaktu-waktu sesuai kebutuhan," ujarnya.
Menurut Yaakob, cuti darurat akan diberikan kepada semua pegawai negeri sipil yang terkena dampak. Untuk karyawan swasta, perusahaan disarankan untuk memberikan cuti berbayar kepada karyawan dengan tidak menolak alokasi cuti tahunan dan gaji mereka. "Saya berdoa dan berharap semua yang terlibat akan tenang dan sabar menghadapi bencana ini," kata Yaakob.
Warga Selangor bernama Marniza Othman mengatakan kepada Channel News Asia (CNA) tentang cobaan berat yang dihadapi ketika air banjir memasuki rumahnya. Reuters melaporkan Perak adalah negara bagian terakhir yang dilanda banjir, dengan banjir memburuk di enam negara bagian lainnya.
Setidaknya 15 ribu orang di Selangor telah dievakuasi ke lebih dari 100 pusat bantuan. Curah hujan yang tinggi menyebabkan penutupan jalan dan mengganggu pelayaran.
Lebih dari 66 ribu personel dari kepolisian, tentara, dan pemadam kebakaran dikerahkan untuk menyelamatkan orang-orang yang terdampar oleh air banjir dan membawa mereka ke tempat penampungan.
Departemen Meteorologi memperingatkan tingkat berbahaya dari hujan deras yang terus menerus di Perak, tetapi telah menurunkan peringkat Selangor dari tingkat bahaya menjadi waspada. Sekitar 9.800 orang berada di 155 pusat bantuan di seluruh Pahang.