Rabu 22 Dec 2021 02:50 WIB

Studi: Kena Covid-19 Parah, Risiko Kematian Pasien Meningkat Setahun Berikutnya

Kesehatan turun, risiko kematian pasien Covid-19 parah tahun berikutnya lebih tinggi.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Reiny Dwinanda
Pasien Covid-19 bergejala parah dirawat di unit perawatan intensif (ICU). Studi mengungkap, pasien yang selamat dari kasus Covid-19 yang parah menjadi rentan terhadap penyakit lain karena penurunan kesehatan secara keseluruhan.
Foto: AP/Andreea Alexandru
Pasien Covid-19 bergejala parah dirawat di unit perawatan intensif (ICU). Studi mengungkap, pasien yang selamat dari kasus Covid-19 yang parah menjadi rentan terhadap penyakit lain karena penurunan kesehatan secara keseluruhan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Studi mengungkapkan risiko kematian pada pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit meningkat pada tahun berikutnya. Pasien yang terkena Covid-19 parah kemungkinan dua kali lipat lebih berisiko meninggal setahun kemudian dibandingkan dengan pasien yang memiliki kasus gejala ringan atau orang yang tidak terinfeksi oleh virus penyebab Covid-19.

"Risiko kematian 12 bulan atau tahun berikutnya di antara orang dewasa di bawah 65 tahun yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19 meningkat 233 persen dibandingkan mereka yang negatif Covid-19," kata salah satu peneliti University of Florida, Amerika Serikat, dikutip dari Fox News pada Selasa (21/12).

Baca Juga

Studi yang diterbitkan dalam jurnal Frontiers in Medicine itu menemukan bahwa komplikasi umum akibat Covid-19, termasuk kegagalan pernapasan dan gangguan pembekuan darah, hanya menyebabkan 20 persen kematian pasien Covid-19 yang parah.   Temuan ini menunjukkan bahwa pasien yang selamat dari kasus Covid-19 yang parah menjadi rentan terhadap penyakit lain karena penurunan kesehatan secara keseluruhan.

Para peneliti mendefinisikan kasus Covid-19 yang parah sebagai pasien yang perlu dirawat di rumah sakit dalam 30 hari pertama setelah dites positif terinfeksi SARS-CoV-2. Para peneliti mencatat bahwa individu yang memiliki kasus Covid-19 ringan atau sedang tidak memiliki peningkatan kemungkinan kematian dibandingkan dengan mereka yang tidak terinfeksi Covid-19. 

"Memanfaatkan peluang dan berharap untuk perawatan yang berhasil di rumah sakit tidak memberikan gambaran lengkap tentang dampak Covid-19," kata peneliti tersebut.

Peneliti pun merekomendasikan tindakan pencegahan, seperti vaksinasi untuk mencegah episode Covid-19 yang parah. Langkah terpenting lainnya ialah mencegah tertular Covid-19 dengan menjalankah protokol kesehatan.

Para peneliti melihat catatan kesehatan elektronik dari 13.638 pasien dalam sistem kesehatan University of Florida yang mengambil tes Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk Covid-19 antara 1 Januari 2020 hingga 30 Juni 2020. Pasien berusia minimal 18 tahun ke atas. 

Dari mereka yang termasuk dalam penelitian ini, 178 pasien didefinisikan memiliki kasus Covid-19 yang parah, 246 memiliki kasus Covid-19 ringan atau sedang, dan sisanya dinyatakan negatif untuk Covid-19. Para peneliti melacak hasil kohort selama 12 bulan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement