REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Konsep kesetiakawanan sosial dalam Islam diwujudkan dengan silaturahim. Dalam silaturahim, tak sekadar menyambung persaudaraan atau mengakrabkan sesama, tapi lebih peduli,
“Peduli atas kesulitan mereka, peduli atas kesusahan dan kesedihan yang diwujudkan dengan membantu meringankan beban saudara, kawan, tetangga,” kata Sekretaris Umum Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Dakwah Islamiyah Indonesia, Dody T Wijaya, menyambut Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional yang jatuh pada 20 Desember.
Dalam keterangannya, Rabu (22/12), dia berkeyakinan Bila hal tersebut dilakukan secara nasional, akan membentuk ketahanan masyarakat dalam menghadapi persoalan bangsa, terutama wabah Covid-19 yang menimbulkan krisis ekonomi dan kesehatan dunia. “Dalam kondisi normal, apalagi dalam kondisi pandemi seperti ini individualisme tak mendapatkan tempat,” ujar Dody.
Individualisme yang cenderung menguntungkan diri sendiri atau kelompoknya juga tidak selaras dengan ideologi bangsa, Pancasila. Dody mengatakan, hakikinya bangsa Indonesia adalah masyarakat yang mengedepankan gotong-royong, tolong-menolong, saling menghargai dan menghormati. Maka tak ada tempat untuk individualisme.
Dia mengingatkan, mereka yang mengambil keuntungan yang tak wajar atas pandemi saat ini adalah mereka yang mengedepankan individualisme, “Apalagi para pejabat atau lembaga yang berkaitan dengan kesehatan, bila melakukan korupsi terkait Covid-19, sama halnya tak memiliki rasa kesetiakawanan sosial bahkan kemanusiaan,” ujar dia.
Dody mendorong kesetiakawanan sosial hari ini diwujudkan dengan mengasah kepedulian, “Tengoklah kerabat kita atau kawan-kawan yang sedang kesulitan. Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial. Jadi, dengan membantu sesama akan menciptakan kenyamanan hidup di berbagai bidang,” paparnya.
Bantuan permodalan misalnya, akan menciptakan lapangan kerja yang mengangkat kemakmuran orang lain. Dengan kemakmuran itu, bisa mendorong pertumbuhan ekonomi yang dirasakan semua orang.
“Pada dasarnya membagi pengetahuan dalam berbisnis di sebuah komunitas akan mendorong saling kerja sama dalam ekonomi, ini menciptakan daya tahan saat ekonomi sedang terpuruk,” ujarnya.
Paradigma kompetisi dalam momentum Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional ini harus diubah menjadi kerja sama. Dengan kerja sama itulah menurut Dody, segala kesulitan bisa diatasi.
Termasuk membantu permodalan, sumber daya, dan membuka pasar-pasar baru yang kini sangat mudah dengan adanya internet, “Dengan demikian Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional ini menjadi lebih bermakna, dan menjadi momentum kebangkitan Indonesia pada 2022,” kata dia.
Dia mengajak seluruh elemen bangsa terus bekerja sama dalam berbagai bidang. Kerja sama tersebut dilandasi dengan kesetiakawanan dan persaudaraan sebagai anak bangsa.
“Dalam dua tahun belakangan, kita memperingati Hari Kesetiakawanan Sosial dengan lebih intens dan mendalam. Covid-19 memberi hikmah besar kepada bangsa Indonesia untuk lebih peduli dengan sesama, membantu yang lain,” tutur dia.