Rabu 22 Dec 2021 13:42 WIB

Laporan: Serangan Houthi ke Saudi Naik Dua Kali Lipat

Total serangan Houthi ke Ara Saudi pada tahun ini sebanyak 702 serangan.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Pejuang Houthi bersenjata menghadiri prosesi pemakaman pejuang pemberontak Houthi yang tewas dalam pertempuran baru-baru ini dengan pasukan pemerintah Yaman yang diakui secara internasional, di Sanaa, Yaman, Rabu, 24 November 2021.
Foto: AP/Hani Mohammed
Pejuang Houthi bersenjata menghadiri prosesi pemakaman pejuang pemberontak Houthi yang tewas dalam pertempuran baru-baru ini dengan pasukan pemerintah Yaman yang diakui secara internasional, di Sanaa, Yaman, Rabu, 24 November 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Center for Strategic and International Studies (CSIS) yang berbasis di Washington melaporkan, kelompok Houthi pro-Iran telah meningkatkan serangan dua kali lipat terhadap sasaran sipil di Arab Saudi. Peningkatan serangan terjadi selama sembilan bulan pertama tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama pada 2020.

"Pasukan Pengawal Revolusi Iran dan Hizbullah di Liebanon telah memainkan peran penting dalam menyediakan senjata, teknologi, pelatihan, dan bantuan lainnya kepada Houthi yang berbasis di Yaman,” kata laporan itu, dilansir Al Arabiya, Rabu (22/12).

Baca Juga

Laporan tersebut mengungkapkan, Houthi melancarkan lebih dari 4.000 serangan di Arab Saudi, di dalam Yaman dan serangan maritim lainnya di Teluk, dari Januari 2016 hingga 21 Oktober 2021. Kemudian dari Januari hingga September tahun lalu, Houthi melakukan rata-rata 38 serangan per bulan. Serangan meningkat menjadi rata-rata 78 per bulan. Total serangan Houthi ke Saudi pada tahun ini 702 serangan.

Peningkatan serangan terjadi akibat serangan Houthi yang terus berlanjut di Marib, salah satu benteng terakhir pemerintah Yaman di utara. Menurut CSIS, Agustus tahun ini terjadi 133 total serangan. Ini merupakam jumlah serangan Houthi tertinggi dalam satu bulan sejak 2016.

“Faktanya, jumlah total serangan dalam sembilan bulan pertama 2021 lebih tinggi dari keseluruhan tahun 2020,” kata laporan CSIS.

Data juga menunjukkan telah terjadi penurunan jumlah serangan Houthi di Arab Saudi pada 2019 dan 2020. Ini menunjukkan bahwa Houthi terus memiliki kemampuan dan keinginan untuk melakukan serangan stand-off. CSIS mengatakan, Houthi menggunakan senjata yang lebih canggih, seperti rudal jelajah dan balistik, yang menunjukkan peningkatan kemampuan serangan mereka.

"Houthi terus melengkapi tindakan mereka di Arab Saudi dengan serangan militer di beberapa wilayah Yaman, termasuk di Provinsi Marib,” kata CSIS.

Menurut analisis CSIS, Houthi meningkatkan kampanye perang tidak teratur melawan Arab Saudi dan negara-negara Teluk lainnya. Hal ini sebagai pertanda meningkatnya kekerasan di Yaman.

 “Meskipun Saudi berhasil menembak jatuh rudal dan drone Houthi, Iran dan Houthi telah menunjukkan kemampuan yang gigih untuk mengancam Arab Saudi dan negara-negara lain di Teluk,” kata laporan CSIS.

Laporan tersebut merekomendasikan agar Amerika Serikat (AS) dan sekutunya melakukan kampanye yang lebih agresif untuk menyoroti kegiatan Iran dan Houthi. Laporan itu juga merekomendasikan agar AS meningkatkan bantuan ke Arab Saudi untuk mempertahankan diri.  Selama setahun terakhir, Iran dan Hizbullah terus memberikan sistem senjata yang semakin canggih kepada Houthi

CSIS mengatakan, tujuan serangan Houthi dalam jangka pendek yaitu mempertahankan pengaruh dan kekuasaan di Yaman dan di panggung internasional. Sementara dalam jangka panjang, Houthi mencari pembentukan Yaman teokratis di bawah kepemimpinan Houthi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement