Rabu 22 Dec 2021 16:33 WIB

Kemenkop UKM: 64,5 Persen Pelaku UMKM Didominasi Perempuan

Saat ini UMKM Indonesia masih mendominasi struktur perekonomian, sekitar 99,9 persen.

Red: Nidia Zuraya
Pengusaha wanita(Ilustrasi). Sebagian besar pelaku UMKM di Indonesia didominasi oleh perempuan dengan persentase sebesar 64,5 persen.
Foto: Inspiremymagazine.com
Pengusaha wanita(Ilustrasi). Sebagian besar pelaku UMKM di Indonesia didominasi oleh perempuan dengan persentase sebesar 64,5 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Arif Rahman Hakim mengatakan sebagian besar pelaku UMKM didominasi oleh perempuan dengan persentase sebesar 64,5 persen."Ini menunjukkan bahwa perempuan di Indonesia adalah kaum yang berdaya dan berperan sangat penting untuk perekonomian dirinya, keluarga, bahkan untuk masyarakat," kata Arif Rahman dalam webinar bertajuk "Peran Perempuan/Ibu dalam Memajukan Koperasi dan UMKM di Indonesia" yang dipantau di Jakarta, Rabu (22/12).

Dia mengatakan bahwa sampai saat ini UMKM Indonesia masih mendominasi struktur perekonomian dengan sekitar 99,9 persen, sementara usaha besar hanya 0,01 persen. Jika dilihat dari jumlahnya, ada sekitar 64 juta UMKM di Indonesia yang berkontribusi melebihi 61 persen terhadap PDB nasional, menyerap 97 persen tenaga kerja, dan kontribusi terhadap ekspor sebesar 14 persen.

Baca Juga

Arif Rahman mengatakan, para perempuan juga menorehkan semangat berorganisasi, berkolaborasi dalam wadah koperasi dengan tercermin dari cukup besarnya koperasi wanita aktif yaitu 11.199 koperasi yang tersebar di seluruh Indonesia yang secara nasional.Koperasi wanita tersebut secara kumulatif dapat menghimpun modal usaha lebih dari Rp2 triliun dengan volume usaha mencapai Rp2,4 triliun dan mampu menyerap anggota sebanyak 663 ribu wanita.

"Besarnya dominasi perempuan sebagai pelaku UMKM, dan besarnya semangat perempuan berhimpun dalam wadah koperasi menunjukkan bahwa perempuan mampu sejajar dengan kaum laki-laki untuk turut serta memajukan perekonomian bangsa dan negara," kata Arif Rahman.