REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Jakarta Research Center (JRC) menyatakan, kebijakan pembuatan sumur resapan berdampak terhadap tingkat kepuasan publik kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang semakin menurun dari 37,4 persen menjadi 36 persen. Kebijakan sumur resapan adalah bagian dari program Anies membangun drainase vertikal.
Direktur Komunikasi JRC Alfian P di Jakarta, Rabu (22/12), mengatakan, sejak Anies menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, normalisasi sungai untuk mengurangi luapan banjir tidak lagi menjadi prioritas. Langkah yang digenjot Pemprov DKI Jakarta, yakni membangun sumur-sumur resapan di wilayah Ibu Kota yang menargetkan sebanyak 26.932 titik hingga akhir tahun ini.
"Di tengah polemik sumur resapan dengan banyaknya keluhan masyarakat, tingkat kepuasan publik terhadap Anies turut ambles," kata Alfian.
Pada kenyataannya, pembangunan sumur resapan yang dibangun di badan jalan dinilai oleh publik mengganggu kenyamanan pengguna jalan. Apalagi, salah satu tutupan sumur resapan itu ambles saat dilintasi mobil politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Isyana Bagoes Oka.
Dampaknya, tingkat kepuasan publik terhadap Anies tidak beranjak dari posisi rendah. Temuan survei yang dilakukan Jakarta Research Center menunjukkan kepuasan publik terhadap Anies hanya sebesar 36,0 persen. Sementara itu, ketidakpuasan terhadap Anies mencapai 59,6 persen, sisanya tidak tahu/tidak jawab 4,4 persen.
Sejatinya program pembangunan sumur resapan sudah diawali sejak masa Joko Widodo (Jokowi) menjabat sebagai Gubernur. Pada saat itu, Jokowi menghitung perlu sumur resapan hingga 2 juta titik untuk mengatasi genangan banjir di Ibu Kota.
Janji Anies saat kampanye Pilkada DKI Jakarta 2017 adalah membangun drainase vertikal, yaitu meresapkan air ke dalam tanah, alih-alih normalisasi atau mengalirkan air ke laut. "Masalah besar di masa depan adalah kenaikan air laut dan turunnya permukaan tanah, tetapi rencana pembangunan tanggul laut tidak pernah disentuh Anies," tutur Alfian.
Sepanjang tahun ini, kepuasan terhadap Anies selalu berada di bawah 40 persen termasuk rentetan kecelakaan yang dialami TransJakarta. Baru-baru ini, armada bus TransJakarta juga berturut-turut mengalami kecelakaan.
Dirintis pada masa Sutiyoso, pembangunan transportasi publik terus digenjot guna mengatasi kemacetan di Ibu kota. Berbagai moda dibangun seperti MRT dan LRT, sehingga diperlukan integrasi antar-moda.
"Tantangan Anies sangat berat dengan sisa masa jabatan kurang dari setahun, tidak bisa hanya dengan mengklaim prestasi mendapat puluhan penghargaan," imbuh Alfian.
Adapun survei Jakarta Research Center dilakukan pada 10-15 Desember 2021, secara tatap muka kepada 800 responden mewakili seluruh wilayah di DKI Jakarta. Metode survei adalah multistage random sampling, dengan margin of error berkisar 3,4 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.