Rabu 22 Dec 2021 19:11 WIB

DIY Persiapkan Diri Hadapi Nataru dan Potensi Lonjakan Covid-19

DIY diprediksi akan dibanjiri kunjungan wisatawan pada Nataru kali ini.

Rep: Silvy Dian Setiawan / Red: Ilham Tirta
Petugas di DIY menyemprot disinfektan untuk pencegahan penyebaran Covid-19 di tempat kunjungan wisatawan. Ilustrasi.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Petugas di DIY menyemprot disinfektan untuk pencegahan penyebaran Covid-19 di tempat kunjungan wisatawan. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Masa libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022 tinggal menghitung hari. Berbagai persiapan pun dilakukan Pemerintah DIY untuk menghadapi Nataru di masa pandemi Covid-19.

DIY sendiri merupakan salah satu destinasi favorit, khususnya bagi wisatawan mancanegara. Bahkan, diprediksi DIY akan dibanjiri kunjungan wisatawan pada Nataru kali ini mengingat semakin dilonggarkannya kegiatan masyarakat dan dibatalkannya penerapan PPKM Level 3 oleh pemerintah pusat.

Baca Juga

Potensi meluasnya penyebaran Covid-19 membayangi DIY dengan meningkatnya kunjungan wisatawan di saat kasus positif Covid-19 sudah melandai. Untuk itu, harus dilakukan persiapan yang matang agar tidak terjadi lonjakan kasus Covid-19 pascalibur Nataru, terlebih dengan sudah ditemukannya varian baru Omicron di Indonesia.

Melihat kondisi ini, Republika.co.id menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan tema 'Kesiapan Wisata Yogyakarta Menghadapi Nataru' yang digelar secara daring, Rabu (22/12).

Kepala Dinas Pariwisata DIY, Singgih Raharjo mengatakan, akses bagi wisatawan untuk masuk ke DIY sangat mudah. Mulai dari dua bandara yang saat ini aktif, moda kereta api, hingga transportasi darat yang berhubungan dengan beberapa pintu masuk ke DIY.

Mudahnya akses ini memungkinkan wisatawan mudah menjangkau DIY. Tidak heran DIY menjadi pilihan banyak wisatawan sebagai tempat liburan.

"Semua sangat memungkinkan dan mudah dijangkau masuk ke DIY dan menjadi peluang besar DIY jadi destinasi favorit di Indonesia, khususnya Pulau Jawa," kata Singgih.

Tidak hanya itu, Singgih juga menilai daya tarik DIY juga luar biasa, baik itu destinasi wisatanya yang lengkap maupun budayanya. Mulai dari wisata alam, pantai, hingga wisata desa ada di DIY.

"Semuanya ada, dari mulai gunung, sungai, pantai, sungai bawah tanah, goa, perkotaan, pedesaan, semuanya ada. Kita tidak pernah kehabisan kalau bicara daya tarik di Yogya," ujar Singgih.

Pihaknya pun sudah melakukan persiapan dalam menghadapi lonjakan wisatawan saat Nataru. Mulai dari penerapan dan pengawasan terkait protokol kesehatan pencegahan Covid-19, hingga menerapkan pembatasan sesuai peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat maupun Pemda DIY.

Pengawasan ini tidak hanya dilakukan di destinasi wisata saja, namun juga di pintu-pintu masuk. Skrining acak bagi wisatawan yang masuk ke DIY terus dilakukan. Termasuk pengecekan terhadap syarat masuknya wisatawan, terutama yang datang dari luar daerah.

"Kesiapan tentu sudah dua tahun kita lalui (pandemi) dan persiapan sudah dilakukan sejak awal. Kita bersama-sama asosiasi dan stakeholder lainnya berupaya bagaimana caranya pariwisata dan Covid-19 bisa berjalan berdampingan," jelasnya.

Begitupun dengan hotel dan resto di DIY juga mempersiapkan diri menyambut kedatangan wisatawan di masa libur Nataru. Ketua Perhimpunan Hotel dan Resto Indonesia (PHRI) DIY, Deddy Pranowo Eryono menyambut baik adanya pembatalan PPKM Level 3 di masa Nataru.

Menurutnya, pembatalan ini memberikan dampak yang besar, khususnya di bidang perhotelan. Okupansi hotel sudah mulai meningkat. Bahkan, untuk hotel bintang tiga sampai bintang lima rata-rata sudah mencapai 60 persen dari yang sebelumnya hanya 40 persen paling tinggi.

Sedangkan okupansi hotel pada akhir pekan mencapai 80 persen. Namun, di masa pandemi belum semua kamar dioperasikan, atau hanya 75 persen. "Sudah mulai panen, benar, tapi kondisi kita sebetulnya belum baik-baik saja karena kami selama satu tahun tujuh bulan berdarah-berdarah untuk bisa mempertahankan properti kita, ini jadi awal kebangkitan," kata Deddy.

Total hotel dan resto yang masuk dalam keanggotaan PHRI DIY mencapai 482 hotel dan resto. Hotel dan resto yang beroperasi sudah dilengkapi dengan QR Code PeduliLindungi.

Selain itu, seluruh hotel dan resto yang beroperasi juga diharuskan untuk menerapkan protokol kesehatan dengan ketat dan disiplin. "Kami melalui Satgas Penanganan Covid-19 PHRI DIY meminta kepada anggota kami untuk bisa mengetatkan prokes, salah satunya dengan QR Code PeduliLindungi," ujar Deddy.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement