REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan, kondisi kasus Covid-19 saat ini masih terkendali setelah Indonesia menghadapi lonjakan tertingginya pada Juli lalu. Jokowi pun menilai, kesuksesan dalam mengendalikan lonjakan kasus kedua tersebut karena adanya kerja sama dan gotong royong semua pihak.
“Kalau ada yang mengklaim, wah ini suksesnya Presiden, ga ada, ga boleh seperti itu. Karena ini saya rasakan semuanya bekerja. Dan negara lain itu ya ga punya gotong royong itu yang ga punya. Dari yang level atas sampai di puskesmas semuanya bekerja keras betul-betul mati-matian,” kata Jokowi dalam sambutannya di acara puncak HUT ke-7 Partai Solidaritas Indonesia, Rabu (22/12).
Jokowi kemudian menceritakan kengeriannya saat lonjakan kasus kedua terjadi. Banyak rumah sakit yang tak bisa lagi merawat para pasien Covid-19, bahkan obat-obatan dan oksigen pun menjadi langka. Saat itu, kata dia, kasus harian mencapai 56 ribu.
Namun, kondisi kasus Covid-19 di Indonesia saat ini dinilainya telah terkendali dengan angka kasus harian yang sebesar 216. “Dan kita hanya lima negara yang berada di level satu. Itu yang menentukan bukan kita lho, yang menentukan dari WHO dan juga dari CDC Amerika. Banyak orang yang bertanya ke kita, banyak sekali. Tidak-tidak, ini bukan kerja satu dua tiga orang, ini kerja gotong royong semuanya bekerja,” ujar Jokowi.
Jokowi mengatakan, capaian vaksinasi di Indonesia pun terus meningkat. Hingga kini sebanyak 263 juta dosis vaksin Covid-19 telah disuntikkan kepada masyarakat.
Baca juga : Studi Sebut Urutan Gejala Covid-19 Tergantung Varian Virus Corona
Pada dosis pertamanya, vaksinasi telah mencapai 73 persen dan pada dosis kedua telah mencapai 51 persen. Sedangkan vaksinasi anak-anak usia 6-11 tahun telah mencapai satu juta suntikan.
Lebih lanjut, Jokowi menyampaikan, saat ini dunia tengah menghadapi situasi yang sulit. Kondisi pandemi dan mutasi virus yang terus terjadi berdampak pada ketidakpastian global. Para pemimpin dunia pun menghadapi keraguan dalam menerapkan kebijakan, serta munculnya kompleksitas masalah yang tidak pernah diprediksi sebelumnya.
Pandemi Covid-19 ini tak hanya berdampak di sektor kesehatan saja, namun juga di berbagai sektor lainnya seperti ekonomi, inflasi, kenaikan harga pangan secara tiba-tiba, serta krisis pangan dan juga krisis energi di sejumlah negara.
“Dulu kita hanya berpikir awal-awal menyelesaikan pandemi, menyelesaikan penyebaran Covid-nya, ternyata meremen ke mana-mana. Ekonomi kita juga, oh ini hanya urusan pertumbuhan ekonomi, ternyata masuknya ke mana-mana. Kontainer menjadi hilang, kenaikan inflasi yang kita tidak duga, harga produsen yang naik tiba-tiba,” ujarnya.