Mahasiswa UNY Rancang Alat Social Distancing untuk Sekolah
Rep: Wahyu Suryana/ Red: Fernan Rahadi
Kampus UNY. | Foto: Dokumen.
REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kampus Mengajar yang diinisiasi Kemendikbudristek menyisakan banyak cerita. Kegiatan mahasiswa yang mengajar di sekolah dasar di daerah terdepan terluar dan tertinggal ini merupakan salah satu sumbangsih bidang pendidikan.
Salah satu mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan ini Syahara Wardani dari Prodi Pendidikan Teknik Mekatronika dari Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Ara, ditempatkan di SDN Cileungsi 01, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor.
Ara mengatakan, sebagai mahasiswa program Kampus Mengajar, mereka diminta untuk membantu mencari solusi dari berbagai masalah, terutama bidang pendidikan yang terdampak pandemi. Sebab, dengan waktu terbatas harus bisa memenuhi tujuan pendidikan.
"Dimulai dari pendidikan sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama," kata Ara, Kamis (23/12).
Untuk menuju sekolah ini, Ara memerlukan waktu 1,5 jam dari rumahnya di Bogor menggunakan motor. Sekolah ini menggunakan sistem hibrida yang hanya beberapa masuk ke sekolah. Kendalanya, hanya beberapa siswa yang punya gawai mumpuni.
Kemudian, sinyal sulit untuk pembelajaran daring. Karenanya, Ara berinisiatif untuk berkunjung ke rumah-rumah siswa untuk melaksanakan proses pembelajaran, sehingga tercapai tujuan dari proses pendidikan mengikuti protokol kesehatan.
Selain itu, Ara mengajari siswa kelas satu untuk belajar menbaca dan menulis karena di daerah-daerah terpencil jauh jaraknya untuk mengikuti PAUD atau TK. Lalu, Ara menerapkan numerasi dan literasi dengan teknologi yang dimiliki.
Ada pula pembelajaran Bahasa Inggris sepulang sekolah dan seminar motivasi untuk anak-anak agar terus menggapai cita-cita. Termasuk, mengajarkan adaptasi tentang teknologi kepada guru-guru sekolah seperti cara menggunakan proyektor di kelas.
Ara turut mengajarkan cara menggunakan aplikasi Zoom, Google Form untuk presensi sekaligus memperbaiki laptop guru, komputer sampai akses poin di sekolah. Hal ini sesuai dengan latar belakang ilmu yang dikuasai Ara, yaitu mekatronika.
Salah satu program Ara yang menarik adalah membuat alat social distancing menggunakan sensor ultrasonik, LED, buzzer, dan Arduino Uno. Alasannya membuat alat tersebut karena siswa-siswa sering lupa menjaga jarak di sekolah untuk jalankan prokes.
"Sehingga, alat ini dibuat sebagai pengingat agar terus tetap jaga jarak satu sama lain," ujar Ara.
Bahannya sensor ultrasonik, LED, buzzer, modul dan kaca akrilik untuk tempatnya. Kerjanya, jika jarak pengguna dan orang lain satu meter, maka alat bunyi dan nyala merah. Jika dua meter atau lebih, maka alat nyala hijau dan tidak berbunyi.
"Senang diberi kesempatan mengikuti program ini dan bisa membantu proses pendidikan lewat program Kampus Mengajar, karena dapat mengetahui apa yang terjadi di lapangan dan membantu memajukan pendidikan bangsa," kata Ara.