Kamis 23 Dec 2021 08:57 WIB

Mengapa Alquran tak Diturunkan di Wilayah Persia atau Romawi?

Alquran turun di jazirah Arab dengan maksud dan tujuan tertentu.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Ani Nursalikah
Mengapa Alquran tak Diturunkan di Wilayah Persia atau Romawi?
Foto: Pixabay
Mengapa Alquran tak Diturunkan di Wilayah Persia atau Romawi?

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bagi para mufassir secara umum, diturunkannya Alquran di jazirah Arab dan bukan wilayah lain memiliki sebuah maksud dan tujuan tertentu. Apa jadinya jika Alquran diturunkan di daerah kekuasaan Persia, misalnya?

Prof Quraish Shihab dalam buku Mukjizat Alquran menjelaskan pemilihan bahasa Arab sebagai faktor wahyu Illahi berkaitan dengan penyebarannya. Jika seseorang ingin menyampaikan pesan ke seluruh penjuru muka bumi, maka sebaiknya dia berdiri di tengah jalur yang memudahkan pesan itu tersebar.

Baca Juga

Menghindari tempat di mana ada suatu kekuatan yang dapat menghalangi dan atau merasa dirugikan dengan penyebarannya. Kemudian, pilih penyampai pesan yang simpatik, berwibawa, dan berkemampuan sehingga menjadi daya tarik tersendiri.

Prof Quraish menjelaskan daerah Timur Tengah adalah jalur penghubung Timur dan Barat. Maka, wajarlah jika kawasan ini menjadi tempat menyampaikan pesan Illahi yang terakhir dan ditujukan kepada seluruh manusia di seluruh penjuru dunia.

Pada abad kelima dan keenam Masehi, ada dua adikuasa yang ada pada masa turunnya Alquran. Yakni kekaisaran Persia yang masyarakatnya menyembah api, dan Imperium Romawi yang mengaku Nasrani tapi berbudaya Kaisar Nero yang membakar habis kotanya dan memperkosa ibunya sendiri yang masih mempengaruhi mereka.

Ketika dua adikuasi itu bersitegang, wilayah Hijaz di Timur Tengah belum dikuasai. Upaya menguasai Timur Tengah tidak berhasil walau upaya telah dilakukan secara halus oleh antek Romawi, Usman bin Huwais, maupun lewat jalan kekerasan sebagaimana yang dilakukan Abrahah.

Bayangkan apa yang terjadi jika tauhid dikumadangkan di daerah Romawi atau Persia yang keyakinannya bertentangan dengan tauhid. Di Hijaz ketika itu belum terpusat kekuasaan, masing-masing kelompok suku saling bermusuhan dan memperebutkan pengaruh.

Di Makkah, pusat Hijaz, para pedagang dan seniman datang memamerkan dagangan atau karyanya. Di sana bertemu kafilah selatan dan utara, timur dan barat. Penduduk Makkah juga melakukan perjalanan musim dingin dan panas ke daerah Romawi dan Persia. Faktor inilah yang akan memudahkan penyebaran ajaran Alquran dan Islam.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement