REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Taman Al-Ghadha di Unaizah, Provinsi Al-Qassim, Arab Saudi mendapatkan Rekor Dunia Guinness sebagai kebun raya pohon Saxaul terbesar di dunia. Taman Al-Ghadha mencakup area seluas lebih dari 172 juta meter persegi.
Pencapaian ini tidak lepas dari peran masyarakat yang menjaga pohon-pohon asli tersebut selama lebih dari lima dekade. “Penyebaran pohon Saxaul yang tinggi ini karena kegigihan masyarakat sejak dahulu kala untuk merawat pohon ini. Pohon ini kemudian menjadi simbol provinsi dan landmark wisata,” kata juru bicara Kementerian Lingkungan Hidup, Air dan Pertanian Arab Saudi Saleh bin Dakhil.
Dakhil menuturkan untuk melestarikan pohon dan kepentingan lingkungan, kementerian telah mengembangkan rencana untuk melindungi keasliannya. Misalnya, ternak yang menyebabkan degradasi dan penggurunan sebagian taman dipindahkan ke daerah yang kurang peka terhadap lingkungan.
Kemudian, undang-undang yang melarang penggembalaan di taman juga diperkenalkan. Selain itu, upaya untuk merestorasi kawasan yang rusak terus diintensifkan dengan menanam pohon.
Inisiatif Tanah Hijau Qassim diluncurkan pada Juni oleh gubernur provinsi. Inisiatif tersebut telah memberikan dampak positif yang signifikan dan penduduk setempat bergabung dalam upaya penghijauan.
“Pusat Pengembangan Vegetasi dan Pemberantasan Penggurunan Nasional, bekerja sama dengan biro Kementerian Lingkungan Hidup, Air dan Pertanian di Unaizah, juga telah mengorganisir tempat perkemahan sementara di taman Saxaul selama musim dingin,” kata bin Dakhil dilansir dari Arab News, Kamis (23/12).
Kamp-kamp tersebut hanya dapat didirikan setelah mendapatkan izin yang diperlukan. Pusat tersebut juga telah menyusun sejumlah rencana untuk melestarikan taman, termasuk meningkatkan jumlah inspektur yang memantau pelanggaran lingkungan dan menerapkan peraturan kepada pelanggar.
Juru bicara Asosiasi Saxaul Saleh Al-Waneen mengatakan tentang bagaimana pohon-pohon berevolusi untuk menahan iklim gurun yang keras. Pohon Saxaul tumbuh dan berkembang biak tanpa campur tangan manusia dan bisa hidup tanpa air selama berbulan-bulan.
“Faktanya, jenis pohon ini berbunga, tumbuh dan tumbuh subur di suhu terpanas di musim panas tanpa irigasi atau hujan. Pohon ini menyukai panas dan sinar matahari langsung. Suhu terkadang mencapai 58 derakat Celsius,” katanya.
“Pohon Saxaul membenci naungan dan kelebihan hujan dan air. Pohon ini memiliki ciri khas di mana ia menyerap sedikit uap air di tanah dari penguapan karena suhu tinggi,” jelasnya.
Hal ini membantu pepohonan untuk memanfaatkan ekosistem berkelanjutan yang terbentuk di sekitarnya, termasuk tanaman, jamur, hewan, serangga, reptil, dan burung. “Mengingat pentingnya pohon bagi wilayah dan masyarakatnya, mereka juga telah memengaruhi budaya lokal, menginspirasi penyair selama ratusan tahun,” kata Al-Waneen.
Karena itu, dibentuklah asosiasi sebagai organisasi lingkungan, sebagai pengakuan atas signifikansi ekologi dan budaya pohon. “Jumlah orang yang secara sukarela membantu melestarikan dan mengolah pohon telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, karena pohon saxaul dianggap sebagai salah satu jenis pohon terpenting yang berkontribusi menstabilkan tanah, yang menciptakan gurun terpadu (ekosistem) yang mengurangi tanah yang mudah menguap, polusi suara, dan polusi karbon,” katanya.
https://www.arabnews.com/node/1991121/saudi-arabia