REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj membacakan laporan pertanggungjawaban (LPJ) selama memimpin NU sejak 2015 hingga 2021. Kiai Said bersyukur, hasil kerjanya selama ini diterima dengan baik oleh peserta Muktamar ke-34 NU.
"Alhamdulillah LPJ diterima dengan baik, LPJ diterima dengan 100 persen," ujar Kiai Said seusai sidang pleno II yang digelar di UIN Raden Intan Lampung, Kota Bandar Lampung, Kamis (23/12).
Meskipun LPJ Kiai Said diterima, ada juga peserta muktamar yang menerimanya dengan beberapa catatan. Kiai Said berharap, ke depannya NU menjadi lebih baik. Karena itu, menurut dia, muktamar kali ini harus menghasilkan keputusan yang bermanfaat untuk umat dan bangsa ini.
"Harus lebih baik lagi, muktamar harus menghasilkan keputusan yang lebih bermanfaat untuk bangsa dan negara," ujar Kiai Said.
Sidang laporan pertanggungjawaban kepengurusan PBNU ini juga dihadiri jajaran pengurus harian PBNU, termasuk Katib Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf yang akan menjadi pesaing Kiai Said untuk menjadi ketua umum PBNU periode selanjutnya.
Setelah sidang pleno II, peserta muktamar akan mengikuti sidang-sidang komisi yang terbagi dalam enam komisi, yakni Komisi Qanuniyah yang membahas persoalan perundang-undangan, Komisi Maudhu’iyah yang fokus pada isu-isu tematik, Komisi Waqi’iyah yang fokus pada status hukum fikih kasus-kasus aktual, Komisi Organisasi, Komisi Program, dan Komisi Rekomendasi.
Mayoritas agenda muktamar pada umumnya dapat diakses secara publik. Namun, untuk sidang sidang tata tertib, laporan pertanggungjawaban, dan sidang pemilihan pucuk pemimpin NU rencananya akan digelar secara tertutup karena internal organisasi.
Menurut jadwal, sidang pleno hasil komisi dan penetapan rais aam dan pemilihan ketua umum PBNU akan berlangsung pada Kamis (23/12) malam ini. Jumat esoknya, acara diteruskan dengan penutupan sederhana dan proses pulang peserta ke daerah masing-masing.