REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut terus melakukan investigasi terkait penggunaan bambu untuk rangka bangunan Puskesmas Mekarmukti. Namun, hingga saat ini belum ada hasil dari investigasi tersebut.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Leli Yuliani, mengatakan, pihaknya bersama inspektorat daerah telah terjun ke lapangan untuk melakukan investigasi. Namun, ia mengaku belum menerina laporan terbaru terkait hasil investigasi.
"Saya belum terima laporan tertulisnya hasilnya seperti apa. Kalau dari sementara, hanya beberapa dinding yang menggunakan bambu. Tiang utamanya tetap menggunakan besi," kata dia saat dihubungi Republika.
Leli mengaku belum bisa menyimpulkan penggunaan bambu untuk rangka bangunan itu menyalahi aturan atau tidak. Sebab, itu harus dinilai terlebih dahulu oleh para ahli. Pihaknya masih akan menunggu hasil investigasi. Setelah itu, baru akan dilakukan rencana tindaklanjutnya.
Menurut dia, sementara pelayanan di Puskesmas Mekarmukti masih berjalan biasa. Sebab, bagian depan puskesmas itu masih kokoh lantaran tak terdampak ambruknya tembok penahan tebing (PTP).
"Itu kan yang terdampak poned atau tempat persalinan. Kan yang melahirkan tak sebanyak pasien biasa, jadi ada ruangan yang masih bisa digunakan untuk persalinan," kata dia.
Leli menyebutkan, tembok puskemas yang roboh hanya di dua ruangan, yaitu ruang tindakan dan observasi. Sejumlah peralatan juga terkena material, tapi tidak rusak total.
"Peralatan ada yang kena, tapi tak ada yang rusak. Masih bisa digunakan lagi," ujar dia.
Ihwal perbaikan, Leli mengatakan, pihaknya akan segera menyusun perencanaan penganggarannya. Menurut dia, fokus utama saat ini adalah menyelamatkan aset agar pelayanan tak banyak terganggu.
Sebelumnya, Bupati Garut, Rudy Gunawan menilai, penggunaan bambu sebagai rangka bangunan puskesmas itu sudah di luar batas kewajaran. "Siapapun pemborong yang tidak melaksanakan sesuai, akan kita sanksi. PPK juga akan kita sanksi, termasuk pengawasnya," kata dia.
Rudy berencana akan membawa kasus itu ke jalur hukum apabila pihak terkait tidak melakukan ganti rugi. Ia mengaku telah memimta BPK untuk melakukan pemeriksaan terkait kerugian negara akibat penggunaan bambu untuk rangka bangunan itu.
"Kalau tidak dibayar atau ganti, kami akan proses hukum," kata dia.
Ihwal bangunan yang rusak, Bupati mengatakan, Pemkab Garut akan segera melakukan perbaikan. Perbaikan puskesmas itu rencananya akan menggunakan anggaran belanja tak terduga (BTT), lantaran masuk dalam kejadian bencana.
Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman, mengatakan, keberadaan puskesmas yang berlokasi di Kecamatan Mekarmukti itu sangat dibutuhkan masyarakat. Apabila dua ruangan itu tak kunjung diperbaiki, pelayanan kesehatan kepada masyarakat akan terhambat.
"Saya lihat ini juga banyak digunakan oleh masyarakat. Saya minta segera diperbaiki, saya minta masuk BTT agar bisa segera selesai, dan bisa digunakan lagi," kata dia, Selasa (21/12).
Tembok dua ruangan di Puskesmas Mekarmukti sebelumnya roboh tertimpa TPT yang ambruk pada Jumat (17/12). Setelah tembok itu roboh, baru diketahui rangka tembok itu menggunakan bambu, alih-alih besi.
Terkait penggunaan bambu untuk bagunan itu, Helmi mengaku sudah melihat langsung kondisinya. Ia juga telah mencocokkan bangunan tersebut dengan gambar perencanaan saat pembangunan.
"Setelah dilihat, memang bangunan ini hanya memiliki empat tiang. Empat tiang itu saya lihat ada besinya. Namun ada tiang tambahan untuk menguatkan antarjendela, itu rangkanya dari bambu, tapi di gambar tidak ada," ujar dia.
Menurut dia, berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, pihak ketiga dalam pembangunan puskesmas itu sudah ada itikad baik untuk melakukan perbaikan. Namun, pihaknya akan memperjelas terkait penggunaan bambu untuk rangka bangunan.
"Apakah ada kelalaian atau seperti apa. Yang penting sudah ada itikad baik," kata dia.