REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Chief Executive Officer (CEO) Rumah Zakat, Nur Efendi menyampaikan, perzakatan selama 2021 mengalami pertumbuhan jika dibandingkan tahun lalu dengan persentase kenaikan mencapai 20 persen. Menurut dia, pandemi Covid-19 tidak menyurutkan semangat masyarakat berbagi kepada sesama.
"Jadi memang ada pertumbuhan donasi Zakaf Infak dan Sedekah (ZIS) sehingga tentu juga ada kenaikan pada pendistribusiannya," kata dia kepada Republika.co.id, Kamis (23/12).
Nur menilai, faktor pertama mengapa ZIS selama tahun ini meningkat yaitu karena kedermawanan masyarakat. Di saat pandemi, masyarakat justru semakin empati. Misalnya, banyak orang yang langsung memberikan bantuan ketika melihat tetangga atau saudaranya yang terdampak pandemi dan berada dalam kesulitan.
"Jadi justru saya melihat, yang kemudian mendorong pertumbuhan dana zakat adalah karena masyarakat kita ini semakin empati dan dermawan serta bergotong-royong," tutur dia.
Faktor kedua, menurut Nur, ialah adanya kemudahan dalam menunaikan donasi. Hal ini berkaitan dengan digitalisasi yang menjadi daya ungkit bagi pertumbuhan dana ZIS. Sebab, dengan digitalisasi cara berdonasi, masyarakat atau para muzakki memiliki banyak kanal yang memudahkan dalam berdonasi.
Nur mengatakan, digitalisasi menjadi daya ungkit bagi lembaga amil zakat untuk menumbuhkan dana ZIS dan wakaf. Digitalisasi, lanjut dia, telah memudahkan masyarakat berdonasi karena bisa dilakukan di mana pun dan kapan pun. Bisa sambil belanja dan tidak perlu datang ke kantor.
Digitalisasi, kata Nur, juga membuat pengelolaan dana yang telah didonasikan semakin transparan. Pengelolaan menjadi semakin akuntabel dan muzakki juga dapat mengetahui tempat di mana pendistribusian dilakukan.
"Sedangkan yang ketiga, karena faktor ekonomi Indonesia yang membaik. Ini bisa menjadi salah satu faktor. Jadi justru faktor ekonomi ini menjadi yang ketiga dalam pertumbuhan zakat," ungkapnya.