Mahasiswa UMY Kembangkan Tata Keuangan Bumdes Potorono
Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Kegiatan pelatihan dan pendampingan input data ke sistem akuntansi Bumdes Potorono. | Foto: Dokumen.
REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Prodi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) meraih dana hibah Matching Fund yang diluncurkan Kemendikbudristek. Ini jadi wujud dukungan menciptakan kolaborasi perguruan tinggi dan industri melalui platform Kedaireka.
Melalui dana hibah ini, Prodi Akuntansi UMY berfokus peningkatan skala usaha Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Potorono. Khususnya, tata kelola keuangan modul Sistem Informasi Akuntansi (SIA) dan optimalisasi perangkat lunak akuntansi.
Ketua program hibah, Dr Harjanti Widiastuti mengatakan, UMY sebelumnya pernah melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat di Kalurahan Potorono, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul. Karenanya, mereka tahu potensi-potensi Potorono.
"Sebelumnya sudah pernah ada pengabdian masyarakat di sana, jadi kita tahu benar masalah-masalah yang ada di sana seperti apa, sehingga cukup bisa menjadi tempat mahasiswa memperoleh ilmu," kata Harjanti, Kamis (23/12).
Ia menilai, Bumdes Potorono turut memiliki peluang besar untuk terus berkembang. Namun, keterbatasan tata kelola keuangan Bumdes Potorono menjadi kendala, yang kemudian mendorong Harjanti bersama tim melangsungkan programnya di tempat itu.
Meskipun Bumdes Potorono memiliki banyak unit usaha dan berkembang, tapi tata kelola keuangan masih sangat terbatas. Padahal, ia mengingatkan, mereka cukup berkembang dan sangat memungkinkan untuk memperoleh hibah dari berbagai pihak. "Untuk mendapatkan hibah akan dilihat dari kinerja Bumdes, salah satunya tata kelola keuangan," ujar Harjanti.
Dalam rangka menjalankan program Matching Fund, Harjanti bersama tim hibah telah mengadakan konsinyering penyusunan modul Sistem Informasi Akuntansi (SIA). Lalu, melakukan pendampingan input data ke sistem akuntansi melibatkan banyak elemen.
Mulai dosen, mahasiswa, supervisi, bendahara-bendahara unit usaha dan Bumdes, serta Syncore Consulting. Menurut Harjanti, konsinyering tersebut dimaksudkan untuk mengonfirmasi temuan-temuan dan rekomendasi-rekomendasi ke pihak Bumdes.
Sedangkan, kegiatan pelatihan dan pendampingan input data ke sistem akuntansi Bumdes bertujuan untuk memanfaatkan perangkat lunak Bumdes Potorono yang sudah ada sebelumnya. Sebab, saat ini perangkat lunak akuntansi masih kurang optimal.
Hal itu dikarenakan belum adanya ketersediaan dan kesiapan data yang relevan maupun andal yang akan dimasukkan. Harjanti berharap, melalui program ini, unit-unit bisnis Bumdes Potorono dapat memiliki catatan keuangan yang baik.
Sehingga, ia menekankan, tersedia data yang relevan dan andal untuk penginputan ke perangkat lunak akuntansi. Selain itu, Harjanti berharap, nantinya modul SIA yang mereka kembangkan tidak cuma bermanfaat bagi Bumdes Potorono. "Tapi, Bumdes-Bumdes lain dengan masalah yang sama juga dapat memanfaatkannya," katanya.