Kamis 23 Dec 2021 17:44 WIB

Ketua OJK: Nasabah Bank Wakaf Mikro akan Dibina tentang Digital

Sebab, nasabah Bank Wakaf Mikro akan dimasukkan dalam ekosistem digital.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Fuji Pratiwi
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso memberikan sambutan saat peresmian Bank Wakaf Mikro (BWM) Pondok Pesantren Sabilil Muttaqien di Universitas Muhammadiyah Metro, Lampung, Kamis (23/12).
Foto: ANTARA/Ardiansyah
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso memberikan sambutan saat peresmian Bank Wakaf Mikro (BWM) Pondok Pesantren Sabilil Muttaqien di Universitas Muhammadiyah Metro, Lampung, Kamis (23/12).

REPUBLIKA.CO.ID, METRO -- Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso memastikan pengembangan Bank Wakaf Mikro (BWM) tidak hanya menitikberatkan pada pembiayaan kepada masyarakat, tetapi juga pembinaan. Ia menilai, tidak cukup jika hanya memberikan pembiayaan kepada masyarakat, tanpa diikuti oleh pembinaan.

Karena, sasaran nasabah Bank Wakaf Mikro ini adalah masyarakat yang tidak terakses pembiayaan perbankan dan banyak di daerah-daerah. "Itu rata-rata hidupnya di daerah dan perlu kehadiran kita dalam segala hal. Barangkali kalau hanya diberi donasi tidak cukup tapi kita didik, kita bina sehingga akhirnya menjadi mandiri dan bisa menjadi seperti pengusaha-pengusaha lainnya," ujak Wimboh saat hadir dalam peresmian Bank Wakaf Mikro Pondok Pesantren Sabilil Muttaqien di Universitas Muhammadiyah Metro, Lampung, Kamis (23/12).

Baca Juga

 

Ia memastikan, nasabah Bank Wakaf Mikro di seluruh Indonesia juga akan dibina untuk memahami digital. Sebab, nantinya para nasabah ini akan dimasukkan dalam ekosistem digital yakni digital account untuk menjadi agen bank.

"Disini ada BNI, Mandiri, Permata, BSI, ini semua bisa menjadi Bank Wakaf Mikro menjadi agen dan agen ini untuk lebih leluasa bisa memberikan leluasa servis kepada masyarakat," ungkap Wimboh.

Menurut Wimboh, Bank Wakaf Mikro ini juga didirikan di pesantren, lembaga pendidikan dan berdasarkan ketokohan masyarakat. Namun, yang paling banyak ada di lembaga pendidikan dan pesantren.

Saat ini, kata Wimboh dalam laporannya ke Wakil Presiden Ma'ruf Amin, sudah ada 62 Bank Wakaf Mikro (BWM) di Indonesia. Ia pun berharap jumlah BWM ini bisa terus bertambah dari hasil sumbangan lembaga lain.

Sebab, Bank Wakaf Mikro yang permodalannya ini berasal dari donasi maupun charity. "Untuk kali ini terimakasih secara khusus kepada bank permata yang pada tahun ini sudah mengalokasikan dua untuk BWM, yang satu di Tasik dan sekarang di Lampung, yang di Lampung ini adalah BWM yang kedua (dari Bank Permata). Kami undang donatur-donatur lainnya untuk bisa juga mempunyai anak atau wujud untuk mendirikan BWM," kata Wimboh.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement