REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Pemilihan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) periode 2021-2026 akan berlangsung di Gedung Serba Guna Universitas Lampung (Unila), Kota Bandar Lampung, Kamis (23/12) malam. Setidaknya, ada tiga tokoh NU yang sudah mendeklarasikan diri untuk maju sebagai calon Ketum PBNU, yaitu KH Said Aqil Siroj sebagai petahana, KH Yahya Cholil Staquf, dan KH As'ad Said Ali.
Dai kondang Nahdlatul Ulama (NU), KH Miftah Maulana Habiburrahman atau yang akrab dipanggil Gus Miftah berharap, proses pemilihan Ketum PBNU dalam Muktamar ke-34 kali ini bisa berjalan dengan kondusif dan damai.
"Kita berharap mudah-mudahan kondisinya kondusif, kondisinya berjalan dengan damai, mengurangi gesekan-gesekan apapun lah di Muktamar," ujar Gus Miftah kepada //Republika.co.id di sela-sela acara Forum Gus Discussion (FGD) bertema "Optimalisasi Ekonomi Pesantren di Era Masa Kini" di Bandar Lampung, Kamis (23/12).
Karena, lanjut Gus Miftah, pemilihan ketua umum PBNU akan menjadi contoh untuk bangsa ini. "Karena ini akan menjadi contoh untuk bangsa ini. Jadi saya berdoa bisa berjalan dengan baik," ucap Pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji Sleman ini.
Gus Miftah mengaku, belum menentukan pilihan untuk mendukung salah satu calon ketum PBNU. Namun, menurut dia, siapa pun yang terpilih nantinya dia lah sosok terbaik pemimpin NU saat ini.
"Kita gak punya calon, tapi siapapun yang terpilih itu terbaik, karena memang itu garis tangan di langit sana ya, apalagi berkaitan dengan Ketua Umum PBNU," kata Gus Miftah.
Proses pemilihan Rais Aam dan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) awalnya akan digelar di Ponpes Darussa'adah, Lampung Tengah. Namun, karena mempertimbangkan jarak dan waktu, akhirnya pemilihan akan dilangsungkan di Universitas Lampung (Unila), Kamis (23/12) malam.