REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengatur Hilir Migas (BPH Migas) mencatat realisasi serapan Premium sepanjang Januari hingga November tahun ini baru mencapai 3,4 juta kiloliter. Artinya, Premium hanya terserap 34,15 persen dari kuota tahun ini yang sebesar 10 juta kiloliter.
Direktur BBM BPH Migas, Alfons Simanjuntak, menjelaskan, hingga tutup tahun nanti angka serapan premium tidak akan lebih dari 35 persen. Proyeksinya, pada Desember saja serapan Premium hanya akan bertambah 248 kiloliter saja.
"Proyeksinya hingga Desember nanti serapan Premium hanya 3.415.440 kiloliter," ujar Alfons kepada //Republika, Kamis (23/12).
Sedangkan realisasi serapan solar hingga November mencapai 14,1 juta kiloliter. Hingga akhir Desember ini, kata Alfons diserap lagi sebesar 1,3 juta kiloliter.
"Hingga November kemarin realisasi serapan solar sebesar 98,32 persen," ujar Alfons.
Sebelumnya, Pemerintah melalui Kementerian ESDM pada tahun depan tidak hanya akan menghapus Premium. Rencananya, pemerintah juga akan menghapus Pertalite dari pasaran. Kebijakan ini dibuat alih alih dalam transisi energi.
Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas pada Ditjen Migas Kementerian ESDM Soerjaningsih menjelaskan, pemerintah tengah menyusun roadmap BBM ramah lingkungan di mana nantinya Pertalite juga akan digantikan dengan BBM yang kualitasnya lebih baik.
"Dengan roadmap ini, ada tata waktu di mana nantinya kita akan menggunakan BBM ramah lingkungan. Ada masa di mana Pertalite harus dry, harus shifting dari Pertalite ke Pertamax," ujar Soerja, Kamis (23/12).
Kata dia, Indonesia kini memasuki masa transisi di mana BBM RON 90 akan menjadi bahan bakar antara menuju BBM yang ramah lingkungan.
"Kita memasuki masa transisi di mana Premium (RON 88) akan digantikan dengan Pertalite (RON 90), sebelum akhirnya kita akan menggunakan BBM yang ramah lingkungan," ujar Soerja.