Bansos Pemkab Sleman Majukan Ekonomi Produktif
Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Kantor Pemkab Sleman. | Foto: Wahyu Suryana.
REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pemkab Sleman, DIY, kembali menyalurkan bantuan sosial berupa uang untuk usaha ekonomi produktif. Penyaluran dilakukan Dinas Sosial Kabupaten Sleman bersama bantuan sosial pangan yang secara simbolis diserahkan Bupati Sleman.
Kepala Dinsos Sleman, Eko Suhargono mengatakan, ada beberapa macam bantuan yang diserahkan. Pertama, bantuan usaha ekonomi produktif untuk 80 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Perempuan Rawan Sosial Ekonomi (PRSE) masing-masing Rp 2 juta.
Dengan begitu, total bantuan yang diserahkan senilai Rp 160 juta. Kedua, bantuan pembinaan lanjut simpan pinjam kelompok untuk 12 Kelompok Perempuan Rawan Sosial Ekonomi (PRSE) masing-masing Rp 4 juta dan total bantuan senilai Rp 48 juta.
Ketiga, lanjut Eko, bantuan pembinaan lanjut untuk 12 Kelompok Usaha Bersama (KUBE), masing-masing menerima Rp 7 juta dengan total bantuan senilai Rp 84 juta. Keempat, bansos pangan daerah untuk 512 Keluarga Penerima Manfaat (KPM). "Alokasi lima bulan masing-masing Rp 750 ribu dengan total bantuan Rp 384 juta," kata Eko, Kamis (23/12).
Bupati Sleman, Kustini Purnomo menuturkan, penyaluran bantuan merupakan wujud kepedulian kepada masyarakat yang membutuhkan. Ia berharap, bantuan ini dapat membantu dalam pemulihan perekonomian masyarakat Sleman dari pandemi Covid-19.
"Bantuan sosial yang diserahkan ini, saya harap benar-benar dimanfaatkan untuk meningkatkan perekonomian keluarga, terlebih untuk membuka dan mengembangkan usaha ekonomi produktif masyarakat," ujar Kustini.
Awal Desember, Sleman turut menyalurkan bantuan sosial berupa uang kebutuhan pangan dan sandang kepada lansia dan anak terlantar. Kustini menekankan, salah satu targetnya untuk memenuhi kebutuhan dan sandang lansia-lansia terlantar.
Pemkab Sleman memberi pula perhatian ke anak-anak terlantar, salah satunya dengan memberikan bantuan. Ini adalah bantuan ke warga yang sebelumnya tidak mendapat bantuan apapun. Ada 2.939 orang dan 619 anak yang belum mendapatkan bantuan.
Penyaluran bantuan ini sudah dimulai dan seharusnya selesai pada April 2021 lalu. Tapi, dikarenakan ada pandemi dan juga adanya bantuan baik dari pusat maupun daerah, dilakukan pendataan ulang agar tidak terdapat data ganda.
"Sehingga, terdapat data 2.939 lansia terlantar dan 619 anak terlantar yang belum mendapatkan bantuan," katanya.