REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Juru bicara Pemerintah Afghanistan mengatakan pelaku bom bunuh diri tewas dalam ledakan di depan kantor paspor Ibu kota Kabul. Beberapa orang dilaporkan terluka dalam ledakan tersebut.
Pada Kamis (23/12) juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan mengatakan penyerang ditembak dan tewas saat mencoba masuk kantor paspor. Seorang anggota Taliban yang menjadi saksi mata mengatakan beberapa orang terluka.
Pasukan keamanan Taliban menutup kantor tersebut dan jalan-jalan di sekitarnya. Masyarakat Afghanistan berkerumun di depan kantor paspor untuk mendapatkan dokumen perjalanan setelah layanan pembuatan dokumen yang sempat terhenti dimulai kembali pekan lalu.
Pemerintah mengatakan Kamis ini menjadi hari khusus pejabat Taliban untuk mengunjungi kantor paspor guna mendapatkan dokumen perjalanan. Pada pekan lalu Kepala kantor Kabul meminta ribuan masyarakat Afghanistan yang menunggu dokumen mereka untuk bersabar.
Ribuan warga Afghanistan masih berkerumun di depan kantor paspor untuk mendapatkan dokumen agar mereka bisa keluar. Terutama saat musim dingin semakin mendekat dan krisis ekonomi kian dalam serta berkurangnya bantuan pemerintah asing sejak Taliban merebut kekuasaan bulan Agustus lalu.
"Kami telah berusaha sebaik mungkin untuk membuka kembali kantor tapi kami masih mengalami kekurangan peralatan," kata kepala kantor paspor Kabul Alam Gul Haqqani Ahad (12/12) pekan lalu.
Kantor terpaksa ditutup bulan lalu karena peralatan yang digunakanon untuk mengeluarkan dokumen biometrik rusak setelah dipaksa memproses ribuan pengajuan paspor per hari tapi permintaan masih tetap tinggi. Walaupun kantor itu ditutup tapi ratusan orang tetap berkumpul di depannya, sambil membawa dokumen yang disimpan di dalam plastik. Mereka kerap diusir oleh pasukan keamanan Taliban.
"Saya yakin kantor akan dibuka kembali dan kami akan memenuhi semua pengajuan, saya pastikan pada masyarakat tidak akan ada yang meninggalkan kantor kami tapi memiliki alasan untuk marah," katanya.
Ia kembali meminta masyarakat menjauh sampai kantornya beroperasi kembali. "Saya sangat meminta maaf, saya sedih karena masyarakat menghadapi kesulitan, mereka membuang uang mereka dan berdiri di sini dengan sia-sia," katanya.