Jumat 24 Dec 2021 12:59 WIB

Terpilih Ketum PBNU, Gus Yahya Anggap Kiai Said Sebagai Guru

Gus Yahya anggap keberhasilannya terpilih Ketum PBNU adalah keberhasilan KH Said.

Rep: Muhyiddin/ Red: Indira Rezkisari
Calon Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf (kedua kanan) menyatakan kesiapan usai terpilih dalam pencalonan Ketua Umum PBNU pada Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke-34 di Universitas Lampung, Lampung, Jumat (24/12/2021). Said Aqil Siradj dan Yahya Cholil Staquf terpilih dalam pencalonan Ketua Umum PBNU periode 2021-2026 pada Muktamar NU ke-34 usai meraih lebih dari 99 suara.
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Calon Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf (kedua kanan) menyatakan kesiapan usai terpilih dalam pencalonan Ketua Umum PBNU pada Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke-34 di Universitas Lampung, Lampung, Jumat (24/12/2021). Said Aqil Siradj dan Yahya Cholil Staquf terpilih dalam pencalonan Ketua Umum PBNU periode 2021-2026 pada Muktamar NU ke-34 usai meraih lebih dari 99 suara.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang baru terpilih dalam Muktamar ke-34 di Lampung, KH Yahya Cholil Staquf, menganggap KH Said Aqil Siroj sebagai salah satu gurunya. Karena itu, kiai yang biasa dipanggil Gus Yahya ini berterimakasih kepada Kiai Said untuk membuka jalan untuk memimpin NU selama lima tahun ke depan.

"Yang paling awal saya haturkan terima kasih saya kepada guru saya, yang mendidik saya, menggembleng dan menguji saya tetapi juga membuka jalan untuk saya dan membesarkan saya yaitu Prof Dr KH Said Aqil Siroj," ujar Gus Yahya saat sambutan usai terpilih sebagai Ketum PBNU di Muktamar ke-34 NU yang digelar di Universitas Lampung (Unila), Bandar Lampung, Jum'at (24/12).

Baca Juga

Gus Yahya berharap kelak bisa membalas jasa-jasa Kiai Said. Jika terpilihnya Gus Yahya disebut keberhasilan, maka sesungguhnya itu adalah keberhasilan Kiai Said.  

"Saya tidak tahu apakah akan cukup umur saya untuj membalas jasa-jasa beliau. Kalau ini disebut keberhasilan, sesungguhnya ini adalah beliau. Kalau ada yang patut dipuji, beliau yang harus dipuji," ucap Gus Yahya.

Gus Yahya mengatakan, Muktamar NU terkadang memang penuh dinamika, sehingga membuat pihak lain di luar NU merasa ketar-ketir. Namun, menurut dia, pada kenyataannya Muktamar NU sangat dinikmati oleh semua pihak. Bahkan, kata dia, mereka rela terjaga selama 24 jam sejak Rabu (23/12) kemarin.

"Ini adalah salah satu nikmat NU yang terus dirasakan dari generasi ke generasi, kita berkeyakinan bahwa muktamar itu adalah sumber barokah bagi NU," ucap dia.

Gus Yahya berterimakasih kepada semua pihak yang telah bekerja keras untuk suksesnya Muktamar ke-34 NU tersebut. Dia juga berterimakasih kepada semua pengurus cabang dan wilayah NU yang telah mendukungnya dalam Muktamar NU tahun ini.

"Terima kasih kepada para muktamirin, pengurus wilayah dan cabang di seluruh Indonesia yang telah menerima lamaran kerja saya. Namun lebih dari itu, terima kasih atas persetujuan dan kesepakatan bahwa kita akan bekerja bersama-sama sesudah ini," kata mantan Juru bicara Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini.

Sesaat sebelum terpilih sebagai Ketum PBNU, Gus Yahya juga sempat memeluk Kiai Said. Berdasarkan pantauan Republika.co.id di lokasi, Gus Yahya tiba-tiba menghampiri Kiai Said saat penghitungan suara hampir selesai. Karena, Gus Yahya bersama timnya telah unggul jauh dari Kiai Said dalam perolehan suara.

Saat menghampiri Kiai Said, Gus Yahya kemudian melakukan cium pipi kanan dan pipi kiri. Kedua tokoh NU ini menunjukkan bahwa Muktamar ke-34 NU berlangsung sejuk dan damai. Meskipun bersaing dalam pemilihan, keduanya tetap sama-sama akan memajukan NU untuk ke depannya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement