REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Koordinator Pendamping penerima manfaat program KUA Percontohan Ekonomi Umat di KUA Biringkanaya, Kota Makassar, Habibah berharap, program inisiasi Direktorat Pemberdayaan Zakat dan Wakaf (Ditzawa) Kemenag ini bisa menjadi pintu lahirnya pebisnis muslim.
"Kita berharap para penerima manfaat program ini bisa menjadi pintu lahirnya pebisnis muslim lain. Jadi nanti mereka ini yang akan jadi mentornya. Kita harapkan seperti itu," kata Habibah ketika ditemui di KUA Biringkanaya, Kamis (23/12).
Habibah menjelaskan, melalui program KUA Percontohan Ekonomi Umat ini, selain bertujuan melahirkan pebisnis muslim baru, juga menjadi ajang perubahan status dari mustahik menjadi muzaki. "Bahkan nantinya mereka yang menjadi perantara lahirnya pebisnis muslim itu," ujarnya.
Habibah mengaku sangat yakin program pemberdayaan ekonomi umat yang mulai dilakukan tahun 2021 ini bisa sukses. Jika merujuk target Kemenag, ia cukup optimis di KUA Biringkanaya bisa mencapai target hingga 100 persen. Kalkulasi Habibah didasarkan pada pengamatannya selama melakukan pendampingan.
"Kami optimis 100 persen. Program ini bisa sukses dan menularkan pada pebisnis lainnya. Jadi selama melakukan pendampingan ini, kita juga mencatat bagaimana progresnya dari waktu ke waktu. Kita tidak ingin lepas begitu saja," tuturnya.
Menurut Habibah, para penerima manfaat program ini juga mengalami perubahan yang mengesankan. "Kami catat pendapatan para penerima bantuan Kemenag itu sehari mencapai 100 persen lebih. Jadi awalnya pendapatan per hari itu Rp 200 ribu, setelah menerima bantuan mereka mendapat masukan mencapai Rp 500 ribu per hari," jelasnya.
Habibah mengungkapkan, para penerima manfaat program KUA Percontohan Ekonomi Umat di KUA Biringkanaya ini bervariasi, mulai dari pedagang kue tradisional, kue bolu, budidaya ikan lele, hingga bengkel las.