REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) akhirnya terpilih sebagai Ketua Umum PBNU dalam sidang Muktamar NU ke-34, di Lampung, Jumat (24/12).
Gus Yahya berhasil mendapatkan perolehan suara lebih banyak dari kandidat lain, KH Said Aqil Siradj dengan jumlah mencapai 327 suara. Hal ini terlihat dari Sidang Pleno III & IV Muktamar ke-34 Nahdatul Ulama yang diadakan sejak Kamis, 23 Desember 2021 hingga 24 Desember 2021 di Lampung.
Terpilihnya Gus Yahya mendapat respons positif dari berbagai kalangan termasuk dari Serikat Sarjana Muslim Indonesia (SESMI) Organisasai serumpun Syarikat Islam (SI).
"Gus Yahya adalah sosok yang layak dan tepat pimpin organisasi sekaliber Pengurus Besar Nahdatul Ulama," kata Awaludin yang merupakan Ketua Umum SESMI Awaludin, Jumat (24/12).
Dia melanjutkan bahwa pengalaman Gus Yahya yang aktif di berbagai lembaga menjadi salah satu indikatornya.
"Beliau pernah aktif di Himpunan Mahasiswa Islam, beliau pernah menjadi Wantimpres pada tahun 2014 hingga 2019 serta beliau aktif menjadi pembicara bukan cuma di dalam negeri tetapi juga di luar negeri," ujarnya.
Gus Yahya pernah mengeluarkan gagasan mengenai konflik di Timur Tengah. Gus Yahya pada Juni 2018, menjadi pembicara dalam forum American Jewish Committee (AJC) di Israel menyuarakan konsep rahmat, sebagai solusi bagi konflik dunia, termasuk konflik yang disebabkan agama.
"Sekali lagi saya selaku Ketua Umum SESMI mengucapkan selamat kepada Gus Yahya atas terpilihnya sebagai Ketua Umum PBNU. Kita berharap dibawah kepemimpinan Gus Yahya, NU ke depannya lebih moderat lagi dalam menyikapi berbagai isu seperti isu Agama, isu kemanusiaan baik itu di dalam maupun di luar negeri dan yang pasti kita berharap dibawah Kepemimpinan Gus Yahya NU menjadi organisasi yang mampu menjadi spirit Kebangsaan Indonesia dan Pluralitas Ummat," kata Awaludin.