REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Jepang memutuskan tak akan mengutus delegasi menteri ke perhelatan Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022. Langkah itu diambil untuk memprotes kondisi hak asasi manusia (HAM) di Negeri Tirai Bambu.
“Kami tidak memiliki rencana untuk mengirim delegasi pemerintah,” kata kepala sekretaris kabinet Jepang Hirokazu Matsuno dalam konferensi pers reguler, Jumat (24/12).
Kendati demikian, Matsuno tak menyatakan bahwa langkah itu merupakan boikot diplomatik terhadap Olimpiade Musim Dingin Beijing. “Kami tidak menggunakan istilah tertentu untuk menggambarkan bagaimana kami hadir,” ucapnya.
"Jepang percaya bahwa penting bagi China untuk menjamin nilai-nilai universal kebebasan, penghormatan terhadap HAM, dan supremasi hukum, yang merupakan nilai universal dalam masyarakat internasional," ujar Matsuno.
Dia mengungkapkan, poin-poin itu yang menjadi pertimbangan Jepang memutuskan tak mengirim delegasi pemerintah ke Olimpiade Musim Dingin Beijing. Kendati demikian, Jepang akan tetap mengutus pejabat yang memiliki hubungan langsung dengan kompetisi tersebut, termasuk ketua panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020 Seiko Hashimoto.
Sebelumnya, Amerika Serikat (AS), Australia, Kanada, dan Inggris telah terlebih dulu mengumumkan langkah mereka melakukan boikot diplomatik terhadap Olimpiade Musim Dingin Beijing. Sama seperti Jepang, mereka mengutip kondisi HAM di China sebagai alasan di balik keputusan tersebut. Meski demikian, negara-negara itu tetap mengizinkan para atletnya berpartisipasi di Olimpiade Musim Dingin Beijing.
China telah mengecam langkah yang diambil keempat negara tersebut. Beijing menilai, olimpiade seharusnya tak dimanfaatkan untuk panggung politik. “Olahraga tidak ada hubungannya dengan politik. Olimpiade Musim Dingin (Beijing) bukan panggung untuk sikap politik,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin pada 9 Desember lalu.
Menurut dia, penggunaan platform olimpiade oleh AS, Australia, Inggris, dan Kanada untuk manipulasi politik tidak populer. “Mereka pasti akan menerima konsekuensi atas kesalahan mereka,” ujar Wang.