Jumat 24 Dec 2021 19:56 WIB

AS dan Jepang Susun Rencana Operasi Militer Jika China Serang Taiwan

Korps marinir AS disebut akan mendirikan pangkalan sementara di rantai Pulau Nansei.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Jepang memoles kekuatan militernya agar tangguh menghadapi ancaman di perairan. Ilustrasi.
Foto: Wu Hong/EPA
Jepang memoles kekuatan militernya agar tangguh menghadapi ancaman di perairan. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Angkatan bersenjata Jepang dan Amerika Serikat (AS) dilaporkan telah menyusun rencana untuk operasi bersama dalam menghadapi kemungkinan keadaan darurat jika Taiwan diserang China. Hal ini diberitakan oleh kantor berita Jepang, Kyodo mengutip sumber pemerintahan Jepang di tengah meningkatnya ketegangan Taiwan dan Cina.

"Berdasarkan rencana tersebut, korps marinir AS akan mendirikan pangkalan sementara di rantai Pulau Nansei yang membentang dari Kyushu, salah satu dari empat pulau utama Jepang ke Taiwan pada tahap awal keadaan darurat Taiwan dan akan mengerahkan pasukan," kata pejabat Jepang menurut Kyodo seperti dikutip laman the Guardian, Jumat (24/12).

Baca Juga

Sumber pejabat tersebut tidak menyebutkan identitasnya karena alasan keamanan. Menurutnya, angkatan bersenjata Jepang akan memberikan dukungan logistik di berbagai bidang seperti amunisi dan pasokan bahan bakar.

Kyodo mengatakan, Jepang dan AS kemungkinan akan mencapai kesepakatan untuk mulai merumuskan rencana resmi pada pertemuan menteri luar negeri dan pertahanan 2+2 awal tahun depan. Pejabat kementerian pertahanan Jepang tidak segera tersedia untuk dimintai komentar.

China mengeklaim Taiwan yang diperintah secara demokratis sebagai wilayah "suci" milik mereka. Dalam dua tahun terakhir China telah meningkatkan tekanan militer dan diplomatik untuk menegaskan klaim kedaulatannya yang memicu kemarahan di Taipei dan keprihatinan mendalam di Washington.

Pemerintah Taiwan mengaku menginginkan perdamaian, tetapi akan membela diri jika diperlukan. Pada Oktober, pemerintah Jepang mengisyaratkan posisi yang lebih tegas tentang sikap agresif China terhadap Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri. Jepang menyarankannya untuk mempertimbangkan opsi dan mempersiapkan berbagai skenario, sambil menegaskan kembali hubungan dekat AS.

Awal bulan ini, mantan perdana menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan Jepang dan AS tidak bisa berdiam diri jika China menyerang Taiwan.

Pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonim, telah lama mengatakan bahwa mengingat puluhan ribu tentara AS di Jepang dan kedekatannya dengan Taiwan, Jepang kemungkinan harus memainkan peran penting dalam keadaan darurat Taiwan.

Jepang adalah tuan rumah bagi pangkalan militer utama AS, termasuk di pulau selatan Okinawa yang merupakan penerbangan singkat dari Taiwan, yang akan sangat penting untuk dukungan AS selama serangan China. AS, seperti kebanyakan negara di dunia, mengakui China atas Taiwan, sejalan dengan kebijakan "satu Cina". Tetapi Washington adalah pemasok dan sekutu senjata terbesar di pulau itu dan diwajibkan oleh hukum untuk membantunya mempertahankan diri.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement