Jumat 24 Dec 2021 22:17 WIB

Italia Larang Acara Tahun Baru karena Lonjakan Infeksi Covid-19

Masker menjadi kewajiban yang harus ditaati warga Italia di luar ruangan.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Petugas polisi Italia menerima vaksinasi mereka terhadap COVID-19 di pusat vaksinasi yang didirikan di gym barak polisi di Roma, Jumat, 10 Desember 2021. Pemerintah Italia mewajibkan vaksinasi COVID-19 kepada polisi mulai 15 Desember.
Foto: AP/Alessandra Tarantino
Petugas polisi Italia menerima vaksinasi mereka terhadap COVID-19 di pusat vaksinasi yang didirikan di gym barak polisi di Roma, Jumat, 10 Desember 2021. Pemerintah Italia mewajibkan vaksinasi COVID-19 kepada polisi mulai 15 Desember.

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Italia memutuskan memperketat pembatasan untuk mengekang lonjakan infeksi Covid-19 ketika kasus harian mencapai rekor tertinggi, Kamis (23/12) waktu setempat. Pembatasan ini termasuk melarang semua warga beraktivitas di luar ruangan pada perayaan Malam Tahun Baru publik.

Menteri Kesehatan Italia Roberto Speranza mengatakan, masker menjadi kewajiban yang harus ditaati warga di luar ruangan. Dia juga memerintahkan orang untuk menggunakan masker wajah Ffp2 yang lebih protektif di transportasi umum dan di tempat-tempat umum, seperti teater, bioskop, dan di acara olahraga.

Baca Juga

Selain itu, konser dan acara terbuka akan dilarang hingga 31 Januari. Sementara diskotik serta klub dansa harus tutup hingga tanggal tersebut. "Ini dilakukan dalam upaya untuk mencegah sosialisasi massal selama masa liburan," katanya.

Pengumuman tersebut datang pada hari Italia mencatat rekor 44.595 kasus Covid-19 baru dalam sehari. Angka ini adalah peningkatan lebih dari 70 persen hanya dalam sepekan saat varian Omicron yang menular mulai menyebar di seluruh negeri.

Kematian juga mulai merangkak naik menjadi 168 pada Kamis (23/12) yang merupakan jumlah terbesar sejak Mei. Namun angka kematian tetap jauh di bawah tingkat yang terlihat selama lonjakan infeksi sebelumnya terutama berkat banyaknya orang yang divaksinasi di Italia.

Speranza mengatakan, hampir 89 persen orang Italia telah divaksinasi. Pemerintah ingin mempercepat pengiriman suntikan booster yang dianggap sebagai perisai paling efektif melawan varian Omicron yang melanda Eropa dan Amerika Serikat.

Pemerintah akan memangkas waktu tunggu booster setelah vaksinasi kedua menjadi empat bulan dari lima bulan. Selain itu, para menteri sepakat untuk mengurangi validitas sertifikat kesehatan Covid-19, yang diperlukan untuk mengakses berbagai tempat dan layanan, karena fakta bahwa efektivitas vaksin memudar dari waktu ke waktu.

Akibatnya, mulai 1 Februari, sertifikat hanya akan berlaku selama enam bulan, bukan sembilan seperti saat ini. Italia adalah negara Barat pertama yang dilanda pandemi tahun lalu dan sejauh ini telah mencatat 136.245 kematian. Negara tersebut termasuk penghitungan kematian karena Covdi-19 tertinggi kedua di Eropa setelah Inggris.

Namun kampanye vaksinasi telah terbukti salah satu yang paling efektif di dunia. Pemerintahnya telah mengatakan bertekad untuk menghindari kembalinya lockdown atau karantina wilayah

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement