REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank BCA Syariah melihat tahun depan positif terutama bagi perbankan. Hal itu karena, adanya modal cukup kuat seperti tingkat suku bunga acuan stabil.
"Tingkat suku bunga acuan stabil, enggak rendah dan enggak tinggi. Ini akan nyaman buat pelaku usaha untuk menarik kebutuhan mereka tahun depan," ujar Direktur BCA Syariah Pranata dalam Forwada Online Media Workshop 2021, Jumat (24/12).
Modal lainnya, kata dia, yakni likuiditas perbankan cukup longgar. Terlihat dari angka Financing to Deposit Ratio (FDR) per Juni 2021 sebesar 80,1 persen. Beban cost of fund pun terus turun.
"Itu modal menyalurkan pembiayaan dengan margin cukup rendah. Ini menarik bagi pelaku usaha supaya kita berhemat, jadi mau ambil rumah, mobil, dengan margin rendah akan jadi menarik," tuturnya.
Hanya saja, lanjut dia, BCA Syariah melihat krisis yang terjadi kali ini berbeda dengan krisis sebelumnya seperti pada 1998 atau 2008. "Kami melihat, krisis yang lalu terkait di sektor keuangan maka diobati dengan likuiditas dan fiskal oleh regulator, kalau pada 2020 dan 2021 kita lihat krisis kesehatan," jelas Pranata.
Maka, sambungnya, kondisinya tergantung pergerakan masyarakat. Jika Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) masih berlaku tahun depan, maka kata dia, akan menghambat pergerakan masyarakat tahun depan, sehingga memengaruhi perputaran ekonomi.
"Kita cermati, yang terjadi tahun depan sektor keuangan kuat, namun kalau gerak masyarakat masih terbatas, ini rasanya akan jadi hambatan pertumbuhan pembiayaan atau kredit tahun depan," tutur dia.
Pranata melanjutkan, bila keadaan terus begitu, nasabah akan lebih memilih menyimpan uang di bank daripada meminjam, sehingga membuat intermediasi bank tidak jalan.