REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menegaskan, di bawah kepemimpinannya, Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop) tetap fokus menjalankan program yang mampu mendongkrak skala ekonomi UMKM. Teten mengatakan, Presiden Joko Widodo memintanya mendesain ulang kebijakan pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
"Sejak saya dipercaya menjadi Menteri di Kemenkop UKM, saya diminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk melakukan redesain kebijakan untuk pengembangan UMKM. Di antaranya mengubah struktur ekonomi kita yang berpuluh-puluh tahun didominasi oleh sektor mikro," kata Teten dalam keterangan resmi, Jumat (24/12).
Maka menurutnya, kebijakan di Kemenkop yang sekarang ini, tak bisa meneruskan kebijakan-kebijakan lama, yang tak mampu mengubah struktur ekonomi. Pasalnya sejak krisis 1998, 2008, dan saat ini krisis akibat pandemi, sektor ekonomi mikro masih mendominasi usaha.
"Memang sekitar 97 persen penyerapan tenaga kerja itu didominasi UMKM, namun UMKM nya masih level mikro, di mana sistem ekonominya unstable tingkat rumah tangga. Untuk itu, sektor ini perlu kita naikkan, jangan jadi mikro terus," ujar dia.
Diakuinya, saat ini pola pikir UMKM mulai sedikit berubah. Jika dahulu hanya berkutat pada usaha yang itu-itu saja. Sekarang UMKM mulai mengubah sedikit demi sedikit konsep usaha dengan berbagai inovasi. "Jadi kesadaran untuk naik kelas ini sudah mulai timbul," ungkap Teten.
Pemerintah, sambung Teten, juga harus segera menyediakan lapangan kerja yang berkualitas. Upaya ini tidak bisa hanya mengandalkan dari pemerintah.
Maka berbagai kolaborasi, inovasi usaha di level kecil, menengah hingga korporasi turut berkontribusi menyediakan lapangan kerja, sehingga kelompok ekonomi kelas menengah semakin tumbuh. Teten mengingatkan kepada jajarannya, Kemenkop ini mengurusi sekitar 99,9 persen pelaku usaha di Indonesia.
"Artinya keberadaan Kementerian Koperasi dan UKM ini sangat vital bagi ekonomi Indonesia. Enggak bisa kita ngurus kementerian dengan asal-asalan. Bagaimana kita bisa mengubah struktur ekonomi Tanah Air, kalau kitanya sendiri tak mengubah mindset, menyamakan persepsi dan berinovasi. Kementerian ini tidak bisa membuat program yang biasa-biasa saja," kata dia menuturkan.
Tak hanya itu, Teten juga menyinggung soal anggaran negara yang diamanatkan kepada Kemenkop untuk digunakan sebaik-baiknya. Ia meminta, anggaran kementerian jangan baru diserap jelang tutup tahun.
"Ini enggak boleh seperti ini terus. Belajar dari pengalaman tahun lalu, biasanya 3 bulan jelang akhir tahun baru sibuk menyerap anggaran. Saya minta semua perencanaan program dan tender-tender bisa diselesaikan sejak Desember ini, sehingga awal Januari kita bisa mulai lagi yang baru," ujar Teten.
Bukan tanpa sebab, karena menurut Teten, jika penyerapan anggaran secara cepat dan tepat waktu, ini akan berkontribusi juga pada ekonomi nasional. Pertumbuhan ekonomi itu tumbuh, karena ditopang dari belanja negara. "Kita perlu menjaga kepercayaan pasae dengan mengelola anggaran secara baik," ujar Teten.