Jumat 24 Dec 2021 21:09 WIB

Sekjen Rekat Indonesia Ucapkan Selamat kepada Gus Yahya

Gus Yahya diharapkan menjadikan NU sebagai ormas Islam pemersatu umat.

Ketua Umum PBNU periode 2021-2026, KH Yahya Cholil Staquf di arena muktamar.
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Ketua Umum PBNU periode 2021-2026, KH Yahya Cholil Staquf di arena muktamar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Rekonsiliasi Masyarakat Indonesia (Sekjen Rekat Indonesia), Heikal Safar menyampaikan ucapan selamat atas terpilihnya KH Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2021-2026 dalam Muktamar ke-34 NU di Gedung Serbaguna Universitas Lampung (Unila), Kota Bandar Lampung, Jumat (24/12). Gus Yahya, sapaan akrabnya, merupakan mantan juru bicara Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.

Menurut Heikal, terpilihnya Gus Yahya dilalui setelah bermusyawarah dan mendapat persetujuan dari Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar dengan mekanisme menggunakan voting. Sebagai ormas Islam terbesar di Indonesia, sambung dia, NU sangat membanggakan di seluruh dunia.

Baca Juga

Dia menyebut, orang Indonesia harus bangga dengan PBNU yang memiliki modal besar dalam menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban antarumat beragama. Heikal berharap, Gus Yahya bisa memimpin PBNU dengan baik.

"Saya sangat berharap dengan terpilihnya Gus Yahya sebagai Ketum PBNU yang baru, Nahdlatul Ulama menjadi nahkoda ormas Islam pemersatu umat di seluruh dunia dan tiada putus-putusnya mengangkat ekonomi masyarakat Islam, khususnya yang berada di Indonesia," ujar Sekjen Barisan Indonesia Jaya tersebut dalam siaran pers di Jakarta, Jumat.

Heikal menyebut, saat ini, banyak sekali aparatur sipil negara (ASN), TNI, Polri, pengusaha, ilmuwan, profesional, bahkan para swastawan di negeri ini sebenarnya merupakan kader NU. Karena itu, NU di bawah Gus Yahya harus bisa menjadi pemersatu seluruh warga Indonesia.

"Bahkan dengan kesolidaritasan sesama anak bangsa, Indonesia yang kita cintai ini segera menjadi negara super power yang membanggakan dan diteladani dunia internasional," ujar Heikal.

Dia menambahkan, setiap pemilihan ketua umum ormas Islam pastinya ada yang menang ada yang kalah. Dia menganggap kompetisi antara KH Gus Yahya dan KH Said Aqil Sirajd merupakan hal wajar. "Artinya siapa pun yang akan menang dan kalah harus legawa, ikhlas, dan ridha dalam hatinya masing- masing," kata Heikal.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement