Sabtu 25 Dec 2021 06:03 WIB

Hadapi Lonjakan, ARSSI: RS Sudah Mempersiapkan Semuanya 

Kesiapan rumah sakit harus ditunjang dengan kesadaran masyarakat jalankan prokes.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Agus Yulianto
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito menyebut pentingnya memasifkan upaya deteksi dini melalui testing (pemeriksaan). Meskipun saat ini angka testing nasional sudah melebihi standar yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO).
Foto: BNPB
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito menyebut pentingnya memasifkan upaya deteksi dini melalui testing (pemeriksaan). Meskipun saat ini angka testing nasional sudah melebihi standar yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rumah Sakit (RS) di Tanah Air, sudah mempersiapkan diri untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi lonjakan konfirmasi Covid-19 pasca Natal dan Tahun Baru (Nataru). Hal ini, terkait upaya pemerintah yang mendorong rumah sakit di seluruh daerah, agar menyiapkan langkah kontingensi menghadapi masuknya varian Omicron di Indonesia. 

Demikian ditegaskan Kompartemen Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) Fajaruddin Sihombing. "RS sudah mempersiapkan semuanya. Kami tetap dan terus mengingatkan serta mengimbau masyarakat agar tidak menganggap remeh dan lengah, tingkatkan disiplin prokes, jangan bepergian dan berkumpul," katanya saat dihubungi Republika, Jumat (24/12).

Dia mengatakan, sesiap apapun RS dan fasilitas kesehatan mengantisipasi kemungkinan lonjakan Covid-19, tetap yang paling utama dan pertama adalah pencegahan. Sehingga, masyarakat juga harus sadar untuk perketat protokol kesehatan (prokes). "Harus diingat kesiapan RS juga ada batasnya," kata dia.

Sebelumnya diketahui, pemerintah mendorong rumah sakit di seluruh daerah agar menyiapkan langkah kontingensi menghadapi masuknya varian Omicron di Indonesia. Sehingga, kapasitas rumah sakit dapat menampung pasien Covid-19 jika terjadi lonjakan.

"Pemerintah mendorong rumah sakit di seluruh Indonesia untuk melakukan penyiapan langkah kontingensi. Yaitu melakukan konversi tempat tidur untuk layanan Covid-19 jika kapasitas keterisiannya sudah melebihi 60 persen kapasitas," kata Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito saat konferensi pers, dikutip pada Jumat (24/12).

Berdasarkan data per 19 Desember 2021, Satgas mencatat angka keterpakaian tempat tidur, baik isolasi maupun ICU, di rumah sakit rujukan Covid-19 secara nasional sebesar 2,73 persen. Bahkan angka keterisian per provinsinya tidak lebih dari 30 persen.

Artinya, kata Wiku, kondisi pelayanan di rumah sakit saat ini masih terkendali dan tidak terjadi peningkatan perawatan akibat lonjakan kasus.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement