REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Aceh Utara menyebutkan sebanyak 291 hektare sawah mengalami puso atau gagal panen akibat banjir yang melanda daerah itu beberapa pekan lalu. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Aceh Utara Erwandi mengatakan total sawah yang terendam banjir beberapa waktu lalu mencapai 707 hektare.
"Seluas 291 hektare tanaman padi di antaranya mengalami puso atau gagal panen akibat areal persawahan terendam banjir yang melanda beberapa kecamatan di Kabupaten Aceh Utara," kata Erwandi di Lhokseumawe, Jumat (24/12).
Erwandi mengatakan tanaman padi yang mengalami puso tersebut umurnya bervariasi mulai baru tanam beberapa hari hingga seminggu menjelang panen. Kerugian petani akibat puso tersebut mencapai Rp1,1 miliar.
Erwandi mengatakan areal persawahan yang terendam banjir itu tersebar di lima kecamatan yakni, Matang Kuli, Pirak Timu, Simpang Keuramat, Kuta Makmur, dan Banda Baro.
"Potensi kerusakan atau puso terjadi apabila genangan air merendam lebih dari tiga hari. Sebab, batang padi akan cenderung rusak dan membusuk," kata Erwandi.
Oleh sebab itu, kata Erwandi, pihaknya melalui penyuluh pertanian menyosialisasikan kepada petani agar memperhitungkan waktu memulai musim taman padi agar terhindar musim penghujan mengakibatkan banjir. Lebih lanjut ia mengatakan dari 291 hektare tanaman padi yang mengalami puso tersebut, 95,2 hektare di antaranya mengikuti asuransi dengan iuran Rp36 ribu.
"Tanaman padi yang puso tersebut akan dibayar asuransi Rp6 juta rupiah per hektare. Meskipun terjadi puso, hasil produksi padi pada tahun ini di Aceh Utara tetap mengalami surplus atau kelebihan produksi," kata Erwandi.