Sabtu 25 Dec 2021 12:00 WIB

Pengamat: Apa yang Dilakukan Anies Selalu Salah di Mata PSI

Kritik Anies yang dilontarkan PSI dinilai sudah abnormal.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Teguh Firmansyah
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Giring Ganesha dalam perayaan HUT ke-7 PSI di Djakarta Theatre, Jakarta, Rabu (22/12).
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Giring Ganesha dalam perayaan HUT ke-7 PSI di Djakarta Theatre, Jakarta, Rabu (22/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga menanggapi kritik Ketua Umum PSI Giring Ganesha terhadap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Menurutnya, hal tersebut tampaknya sudah abnormal.

"Ada kesan, kritik yang ditujukkan kepada Anies bukan lagi untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta. Kritik yang mengemuka sudah mengarah pada upaya menguliti Anies secara personal," katanya kepada Republika.co.id, Sabtu (25/12).

Baca Juga

Kemudian, ia melanjutkan hal itu dilakukan PSI karena selalu berseberangan setelah Pilkada DKI Jakarta 2017 usai. PSI yang saat itu mengusung Ahok kalah dalam Pilkada tersebut. Tampaknya, PSI hingga sekarang belum dapat menerima kekalahan tersebut.

"Akibatnya PSI terkesan selalu mencari celah untuk mencari kesalahan Anies. Apa saja yang dilakukan Anies dalam membangun Jakarta tidak ada benarnya dimata PSI,"kata dia.

Bahkan, kata dia, senyum Anies yang tulus saja bisa-bisa dinilai ngeledek. Pokoknya, Anies harus dinilai tidak benar meskipun kerjanya mendapat banyak penghargaan dari lembaga kompeten.

"Kritik yang terkesan membabi buta dari PSI bahkan berpeluang besar meningkatkan elektabilitas Anies. Anies bisa saja dinilai masyarakat sebagai sosok yang dizholimi, sehingga semakin bersimpati terhadap Gubernur DKI tersebut," kata dia.

Lagipula, orang-orang di PSI, termasuk Giring, bukan sosok yang kredibel di mata masyarakat. Karena itu, ungkapan mereka tidak akan dianggap mayoritas masyarakat Indonesia. Kalaupun ada dukungan terhadap kritik PSI, tampaknya itu datang dari kader dan simpatisannya serta pendukung Anok yang jumlahnya tidak banyak, sehingga dampaknya terhadap Anies tampaknya akan sangat minim.

Karena itu, ia menilai sikap Anies yang diam terhadap semua kritik PSI sudah tepat. Meladeni orang yang tidak kredibel, justru akan membuat kredibilitas Anies ikut turun.

"Jadi, kritik PSI yang tidak abnormal itu sebaiknya dianggap angin lalu saja. Biarkan mereka terus mengeritik hingga hilang kendali, sehingga mereka akan menerima efek bumerangnya," kata dia.

Sebelumnya diketahui, dalam salah satu pidatonya, Giring mengatakan, generasi muda saat ini adalah orang-orang yang optimistis. Namun, hal tersebut akan terancam jika Indonesia dipimpin oleh sosok yang memiliki rekam jejak menggunakan isu suku, ras, dan antargolongan (SARA) untuk menjadi pemimpin.

"Kemajuan kita akan terancam jika kelak orang yang menggantikan Pak Jokowi adalah sosok yang mempunyai rekam jejak menggunakan isu SARA dan menghalalkan segala cara untuk menang dalam pilkada," ujar Giring dalam perayaan HUT ke-7 PSI, Rabu.

Giring tak menyebut nama ketika memprediksi perjalanan bangsa Indonesia akan suram jika dipimpin oleh orang berkarakter intoleran. Hanya saja, sosok yang dimaksud mengarah kepada Gubernur DKI Anies Rasyid Baswedan. Menurut dia, kemajuan tak akan hadir jika bangsa ini dipimpin oleh sosok yang menggunakan politik identitas. "Indonesia akan suram jika yang terpilih kelak adalah seorang pembohong dan juga pernah dipecat oleh Pak Jokowi karena tidak becus bekerja," ujar Giring.

Haura Hafizhah

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement