Sabtu 25 Dec 2021 20:35 WIB

Cina Laporkan Peningkatan Angka Kasus Covid-19 di Kota Xian

Penduduk setempat dilarang meninggalkan kota tanpa izin dari otoritas lokal.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Agus raharjo
Warga Beijing, Cina, mengenakan masker sebagai upaya pencegahan Covid-19. Sejak Kamis (23/12), Pemerintah Cina melakukan lockdown terhadap Kota Xian yang berpenduduk 13 juta jiwa setelah kasus baru muncul dalam jumlah signifikan.
Foto: AP Photo/Mark Schiefelbein
Warga Beijing, Cina, mengenakan masker sebagai upaya pencegahan Covid-19. Sejak Kamis (23/12), Pemerintah Cina melakukan lockdown terhadap Kota Xian yang berpenduduk 13 juta jiwa setelah kasus baru muncul dalam jumlah signifikan.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - Cina melaporkan peningkatan infeksi Covid-19 dalam 24 jam pada Jumat (24/12) waktu setempat di Kota Xian. Peningkatan terjadi setelah tiga hari pemerintah memerintahkan lockdown atau karantina wilayah terhadap 13 juta orang di lingkungan dan tempat kerja di kota barat laut Cina tersebut.

Data resmi yang dirilis Sabtu (25/12) mencatat Kota Xian mendeteksi 75 kasus yang ditularkan di dalam negeri dengan gejala yang dikonfirmasi. Ini adalah jumlah harian tertinggi tahun ini dan membalikkan penurunan hari sebelumnya.

Baca Juga

Di kota selatan Shenzhen, lima penumpang yang tiba dalam penerbangan dari Los Angeles, dites positif terkena virus Covid-19. Sedangkan tiga orang dipastikan terinfeksi varian Omicron pada 24 Desember.

Xian telah mengumumkan tidak ada infeksi yang disebabkan oleh Omicron. Secara nasional Cina telah melaporkan beberapa infeksi Omicron di antara pelancong internasional dan Cina selatan.

Kasus simtomatik yang ditularkan secara lokal Xian, pada 330 untuk periode 9-24 Desember, lebih sedikit dibandingkan dengan wabah di banyak negara lain. Namun Cina tidak main-main soal adanya kasus tambahan, sehingga memberlakukan tindakan keras sejalan dengan kebijakan Beijing untuk menahan penularan lokal secepat mungkin.

Penduduk setempat dilarang meninggalkan kota tanpa izin dari majikan atau otoritas lokal. Satu rumah tangga hanya dapat izin mengirim satu orang untuk berbelanja kebutuhan setiap dua hari. Anggota keluarga lainnya tidak boleh meninggalkan rumah kecuali mereka memiliki pekerjaan penting atau hal-hal mendesak yang disetujui pemberi kerja atau masyarakat.

"Sejauh ini titik balik wabah belum datang, dan pembatasan ketat diperlukan," kata Zhang Boli pejabat yang berperan membentuk tanggapan dan pengobatan Covid-19 awal Cina.

Pejabat lokal juga menghadapi hukuman atas wabah tersebut, dan penerbangan domestik yang dijadwalkan berangkat dari kota pada Jumat dibatalkan. Xian ChenXi Aviation Technology, pemasok untuk militer Cina, mengatakan pada Jumat malam bahwa pihaknya telah menangguhkan produksi karena wabah, yang diperkirakan akan merusak pendapatan operasional 2021.

Secara nasional, Cina mengkonfirmasi 87 kasus gejala lokal pada Jumat, naik dari sehari sebelumnya yang berjumlah 55 kasus. Ada 53 kasus yang dikonfirmasi di antara pelancong internasional.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement