Sabtu 25 Dec 2021 23:05 WIB

Ungkap Fungsi Utama Museum Tsunami Aceh, Ridwan Kamil: Dirancang untuk Penyelamatan

Andai sewaktu-waktu terjadi bencana, maka museum ini bisa menjadi tempat berlindung.

Foto udara Museum Tsunami Aceh di Banda Aceh. Museum tsunami Aceh hasil rancangan arsitek Indonesia Ridwan Kamil tersebut merupakan sebuah struktur empat lantai dengan luas 2.500 meter yang dibangun untuk mengenang korban bencana tsunami Aceh pada 26 Desember 2004 sekaligus menjadi pusat edukasi tentang keselamatan dan pusat evakuasi jika terjadi bencana.
Foto: ANTARA/Syifa Yulinnas
Foto udara Museum Tsunami Aceh di Banda Aceh. Museum tsunami Aceh hasil rancangan arsitek Indonesia Ridwan Kamil tersebut merupakan sebuah struktur empat lantai dengan luas 2.500 meter yang dibangun untuk mengenang korban bencana tsunami Aceh pada 26 Desember 2004 sekaligus menjadi pusat edukasi tentang keselamatan dan pusat evakuasi jika terjadi bencana.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan fungsi utama bangunan Museum Tsunami Aceh yang dirancangnya itu berguna untuk misi penyelamatan jika sewaktu-waktu terjadi bencana. "Jangan lupa fungsi utama bangunan gedung ini (Museum Tsunami Aceh) untuk penyelamatan, maka dari itu atapnya dari beton," kata Ridwan Kamil, di Banda Aceh, Sabtu (25/12).

Hal itu disampaikan Ridwan Kamil saat mengunjungi Museum Tsunami Aceh, didampingi Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh Jamaluddin. Kunjungan ini kali ke dua dilakukan setelah sebelumnya pada 2017 saat peringatan tsunami ke 13 tahun.

Baca Juga

Kang Emil, sapaan akrabnya mengatakan, Museum Tsunami Aceh sengaja dirancangnya dengan atap beton, kemudian banyak tangga sampai ke belakang gedung, sehingga jika terjadi bencana dapat menyelamatkan ribuan orang.

"Itulah konsep bangunan yang responsif terhadap bencana, dan ini mewakili semua," ujarnya.

Ia menyampaikan, museum tersebut juga dirancang memiliki ruang terbuka, sehingga pengunjung dapat memilih masuk ke dalam gedung atau berinteraksi di luar. Karenanya ada fasilitas seperti kafe, tempat berteduh dan lain sebagainya disiapkan.

Gedung Museum Tsunami Aceh tersebut, lanjut dia, merupakan salah satu bangunan terpenting dalam sejarah tsunami Aceh, serta terhadap dirinya pribadi selaku arsitek yang merancang bangunan megah tersebut.

"Memori bangunan ini sangat kuat, tapi yang namanya bangunan setiap lima tahun sekali tentu harus dirawat, dicat ulang, serta terus diperbaiki," kata dia.

Menurut Kang Emil, Museum Tsunami Aceh ini juga dapat menambahkan koleksi temporer, sehingga gedung tersebut juga menjadi ruang edukasi, selain sebagai tempat mengingat bencana.Dirinya juga mengapresiasi Pemerintah Aceh dalam hal ini Disbudpar Aceh yang telah merawat bangunan bersejarah itu secara baik, sehingga memberi kenyamanan bagi pengunjung.

"Saya mengapresiasi setelah peralihan dari pemerintah pusat kepada Dinas Pariwisata Aceh perawatannya sangat baik, antusiasme pengunjungnya juga luar biasa," kata Kang Emil.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement