Ahad 26 Dec 2021 06:12 WIB

Menkes: Omicron Bisa Menginfeksi Orang yang Sudah Divaksin

Omicron kemungkinan besar tidak menyebabkan gejala parah pada pasien. 

Rep: Febryan A/ Red: Ratna Puspita
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut, virus corona varian omicron bisa menginfeksi orang yang sudah divaksinasi. (Foto: Budi Gunadi Sadikin)
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut, virus corona varian omicron bisa menginfeksi orang yang sudah divaksinasi. (Foto: Budi Gunadi Sadikin)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut, virus corona varian omicron bisa menginfeksi orang yang sudah divaksinasi. Di sisi lain, varian baru ini kemungkinan besar tidak menyebabkan gejala parah pada pasien. 

Budi menjelaskan, setiap muncul varian baru, WHO biasanya mengukur tiga indikator. Laju penularannya, keparahan gejala yang diakibatkannya, dan kemampuannya menembus antibodi/imunitas.

Baca Juga

Dia mengatakan, varian omicron sudah terbukti secara ilmiah dapat menginfeksi orang yang sudah memiliki antibodi terhadap virus corona. Baik itu orang yang memiliki antibodi karena sudah terinfeksi sebelumnya ataupun karena sudah divaksinasi.

"Varian baru ini (omicron) bisa escape immunity, bisa melewati, bisa menembus, imunitas yang terbentuk baik melalui vaksinasi maupun infeksi," kata Budi dalam sebuah diskusi daring, Sabtu (25/11).

"Artinya orang sudah divaksin bisa kena lagi," imbuhnya.

Pada indikator tingkat penularan, lanjut Budi, varian omicron ini jauh lebih tinggi dari pada varian Delta. Hal ini juga sudah terbukti secara ilmiah."Bahkan, cairan omicron ini lebih tinggi dari Delta, yang laju penularannya sudah jauh lebih tinggi dibandingkan varian awal di Wuhan," ujar Budi. Varian delta merupakan penyebab munculnya gelombang kedua kasus Covid-19 di Tanah Air pada Juli lalu. 

Selanjutnya pada indikator tingkat keparahan gejala, menurut Budi, varian omicron ini belum diketahui secara pasti tingkat keparahan gejalanya karena masih dalam proses penelitian. Namun, kemungkinan besar varian baru ini hanya menyebabkan gejala ringan.

Budi menjelaskan, kemungkinan tingkat keparahan sakitnya rendah tampak dari apa yang terjadi di Afrika Selatan saat awal mula penyebaran varian omicron di sana. Pada November 2021, hanya sedikit pasien terinfeksi omicron yang harus dirujuk ke rumah sakit ataupun yang meninggal dunia.

Namun, lanjut Budi, kini mulai banyak pasien terinfeksi omicron yang masuk rumah sakit di Afrika Selatan, bahkan lebih banyak dibanding pasien terinfeksi varian delta. Kendati demikian, angka kematian akibat omicron ini tetap masih kecil.

"Itu sebabnya tingkat keparahan gejalanya kemungkinan besar lebih rendah. Tapi ini belum pasti. Kita masih harus menunggu data sekitar 4-6 pekan lagi untuk melihat pastinya seperti apa," ujar Budi.

Di Indonesia, sejauh ini sudah terdeteksi 19 kasus dengan varian omicron. Sebanyak 18 pasien di antaranya merupakan orang yang baru saja datang dari luar negeri. Kemenkes memastikan, varian ini belum menyebar di tengah masyarakat alias belum terjadi transmisi komunitas.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement