Ahad 26 Dec 2021 07:50 WIB

Gubernur Jabar: Makam Pahlawan Aceh Cut Nyak Dhien Selalu Dirawat

Gubernur Jabar mengatakan, makam Cut Nyak Dhien di Sumedang terjaga dengan baik.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, makam pahlawan nasional asal Aceh Cut Nyak Dhien di Sumedang selalu dalam perawatan oleh Pemerintah Jawa Barat sehingga terjaga dengan baik. (Foto: Ridwan Kamil)
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, makam pahlawan nasional asal Aceh Cut Nyak Dhien di Sumedang selalu dalam perawatan oleh Pemerintah Jawa Barat sehingga terjaga dengan baik. (Foto: Ridwan Kamil)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, makam pahlawan nasional asal Aceh Cut Nyak Dhien di Sumedang selalu dalam perawatan oleh Pemerintah Jawa Barat sehingga terjaga dengan baik. "Saya ke sini (Aceh) termasuk mau melaporkan bahwa makam Cut Nyak Dhien yang di Sumedang kami rawat, renovasi, cat ulang setiap tahun," kata Ridwan Kamil, di Banda Aceh, Sabtu (25/12).

Hal itu disampaikan Ridwan Kamil saat mengunjungi Museum Tsunami Aceh. Ia ke tanah rencong juga untuk memenuhi undangan Gubernur Aceh untuk mengikuti perayaan peringatan 17 tahun tsunami Aceh.

Baca Juga

Ridwan menyampaikan, perawatan makam pahlawan perempuan asal Aceh itu dilakukan sebagai tanda cinta masyarakat Sunda atau Jawa Barat secara umumnya kepada Aceh. "Ini sebagai rasa cinta masyarakat Sunda kepada bangsa Aceh, khususnya melalui makam yang sangat mulia yaitu pahlawan nasional Cut Nyak Dhien," ujar pria yang akrab disapa Kang Emil itu.

Dalam kesempatan ini, Kang Emil menuturkan, Cut Nyak Dhien memiliki empat nama sebutan oleh orang Sunda. Yakni, Ibu Nyak Dhien sesuai namanya, Ibu Ratu yang berarti penghormatan tertinggi, Ibu Suci , dan Ibu Prabu.

"Jadi Cut Nyak Dhien mempunyai nama istimewa di hati orang Sunda, sampai dikasih empat nama istimewa," katanya.

Seperti diketahui, Cut Nyak Dhien adalah seorang pahlawan nasional perempuan asal Aceh yang lahir di Lampadang, Kerajaan Aceh pada tahun 1848. Ia berjuang melawan penjajahan Belanda.Pada tahun 1880, Cut Nyak Dhien menikah dengan Teuku Umar yang juga salah seorang pahlawan nasional dari Aceh.

Keberadaan Cut Nyak Dhien dianggap masih memberikan pengaruh kuat terhadap perlawanan rakyat Aceh serta hubungannya dengan pejuang Aceh yang belum tertangkap membuatnya kemudian diasingkan ke Sumedang. Cut Nyak Dhien meninggal pada 6 November 1908, lalu tidak lagi dipulangkan ke Aceh, dan dimakamkan di Gunung Puyuh, Sumedang, Jawa Barat.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement