Ahad 26 Dec 2021 11:47 WIB

Menkes Malaysia: 30 dari 49 Kasus Omicron Baru adalah Jamaah Umrah

Menkes Malaysia kini wajibkan warga gunakan alat deteksi digital usai pulang umrah

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 Menteri Kesehatan Malaysia, Khairy Jamaluddin, mengumumkan ditemukannya beberapa kasus baru Omicron, Sabtu (25/12). 30 dari 49 kasus baru ini adalah mereka yang kembali dari Arab Saudi setelah melakukan umrah.
Foto: EPA
Menteri Kesehatan Malaysia, Khairy Jamaluddin, mengumumkan ditemukannya beberapa kasus baru Omicron, Sabtu (25/12). 30 dari 49 kasus baru ini adalah mereka yang kembali dari Arab Saudi setelah melakukan umrah.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Menteri Kesehatan Malaysia, Khairy Jamaluddin, mengumumkan ditemukannya beberapa kasus baru Omicron, Sabtu (25/12). 30 dari 49 kasus baru ini adalah mereka yang kembali dari Arab Saudi setelah melakukan umrah.

Lebih lanjut, dia mengatakan banyak dari jamaah umrah ini yang tidak mematuhi prosedur operasi standar (SOP) selama menjalani karantina di rumah. Beberapa dari mereka bahkan disebut telah menerima pengunjung di rumah, serta secara tidak sengaja menyebarkan virus ke kerabat dan tetangga.

Dilansir di The Edge Markets, Ahad (26/12), Khairy yang mengatakan dari total 62 infeksi Omicron di Malaysia sejauh ini, 61 kasus diimpor. Sementara, satu kasus lainnya kemungkinan merupakan infeksi lokal yang dilaporkan di Sarawak pada Jumat (24/12).

Dia juga mengatakan Institute for Medical Research (IMR) telah melakukan tes uji genotipe PCR pada 145 sampel positif Covid-19. Sampel ini didapat dari para pelancong pada 15 hingga 21 Desember, dengan 60 di antaranya dianggap sebagai varian Omicron.

"Pada 24 Desember, 45 dari 60 sampel dugaan dikonfirmasi sebagai varian Omicron melalui pengurutan genom yang dilakukan oleh IMR," kata Khairy dalam konferensi pers.

Sementara itu, Institute of Health and Community Medicine, Universiti Malaysia Sarawak, disebutkan telah mendeteksi empat kasus Omicron. 

Tingginya kasus usai umrah, mendorong Menkes mewajibkan masyarakat Malaysia memakai alat pendeteksi digital. Terutama usai menjalani karantina sepulang dari umrah.

“Mereka semua tiba dari Arab Saudi mulai 13 hingga 17 Desember. Kami menemukan, sejumlah besar dari mereka tidak mematuhi arahan isolasi diri, bahkan terus bertemu dengan keluarga lain. Bahkan, mereka juga kedapatan menjamu tamu," kata dia dikutip dari Bernama.

Khairy lantas mengatakan kegagalan untuk mematuhi arahan karantina dapat berpotensi mengakibatkan peningkatan penularan infeksi varian Omicron di negara tersebut.

“Saya harap arahan karantina dipatuhi. Ini serius. Kami minta mereka menyelesaikan karantina di rumah dan bukan di hotel untuk menghemat biaya. Jadi mohon dipatuhi,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement