REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri mengklaim tren kampanye budaya antikorupsi di Indonesia terus meningkat. Dia mengatakan, hal tersebut berkat peran serta seluruh masyarakat termasuk para pemeluk agama dan eksponen bangsa lainnya.
"Dari informasi dan data yang kami himpun, tren mengkampanyekan budaya antikorupsi di Indonesia mulai meningkat," kata Firli Bahuri dalam keterangan, Ahad (26/12).
Menurutnya, hal ini tentu dapat mengakselerasi transformasi tren yang berlanjut menjadi gaya hidup antikorupsi di masa depan. Dia mengatakan, sikap tersebut diharapkan menjadi kelaziman dalam setiap tatanan dan sendi kehidupan berbangsa-bernegara di Nusantara.
Dia berpendapat, hal tersebut sejatinya memberikan banyak tauladan baik dan nikmatnya kesederhanaan dalam menjalani hidup serta kehidupan. Menurutnya, nilai-nilai sederhana seyogyanya dapat membentengi sisi-sisi kemanusiaan umat manusia dari pengaruh sifat glamoristik.
"Hal itu agar ketamakan serta naluriah binatang tidak bangkit, apalagi menjadi jiwa dalam pikiran dan raga manusia," lanjut mantan deputi penindakan KPK ini.
Hal tersebut diungkapkan Firli sekaligus memperingati perayaan Natal di Nusantara. Dia mengatakan, hari yang penuh makna akan nilai-nilai perjuangan, pengorbanan khususnya kesederhanaan ini tentunya dapat dijadikan teladan baik bagi kehidupan berbangsa dan bernegara di republik ini.
Dia mengatakan, peringatan hari raya bukan sekedar perayaan yang identik dengan pesta keagamaan tapi merupakan sarana atau momentum untuk merefleksikan diri terhadap nilai-nilai perjuangan. Begitu juga dengan pengorbanan khususnya kesederhanaan yang juga diajarkan oleh agama lainnya dimuka bumi ini.
Sebelumnya, dalam peringatan Hari Anti Korupsi sedunia (Hakordia) Kamis (9/12) lalu, Firli mengungkapkan bahwa KPK telah menetapkan 121 tersangka sepanjang 2021. Sedangkan ada 119 perkara sedang dalam tingkat penyelidikan, 109 penyidikan, 88 penuntutan, 85 inkracht dan 89 kasus telah dieksekusi.