Ahad 26 Dec 2021 17:14 WIB

BRI Proyeksikan Ekonomi Melaju hingga 5,3 persen di 2022

Ekonomi domestik bakal semakin pulih dan kuat, bila kondisi Covid-19 bisa terjaga

Rep: retno wulandhari/ Red: Hiru Muhammad
Foto pemandangan gedung bertingkat di Jakarta, Jumat (10/12/2021). Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan realisasi anggaran penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) hingga 3 Desember 2021 mencapai 68,6 persen atau Rp513,17 triliun dari pagu Rp744,7 triliun meningkat diibandingkan kuartal III 2021 sebesar Rp101,18 triliun.
Foto: Antara/Galih Pradipta
Foto pemandangan gedung bertingkat di Jakarta, Jumat (10/12/2021). Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan realisasi anggaran penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) hingga 3 Desember 2021 mencapai 68,6 persen atau Rp513,17 triliun dari pagu Rp744,7 triliun meningkat diibandingkan kuartal III 2021 sebesar Rp101,18 triliun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pemulihan ekonomi nasional diprediksi bakal tereskalasi berkat perbaikan permintaan domestik serta strategi Program Pemulihan Ekonomi (PEN) pemerintah pada 2022. Kondisi perekonomian diprediksi berangsur membaik, sebagaimana tampak dari daya beli masyarakat yang terdongkrak naik.

Hal tersebut disampaikan oleh Chief Economist BRI, Anton Hendranata dalam Economic Outlook BRI 2022 bertajuk Melanjutkan Pemulihan Ekonomi dengan Kewaspadaan. Anton menyebut Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia berpotensi untuk tumbuh di kisaran 4,8-5,3 persen year on year (yoy) pada 2022. 

Baca Juga

"Hal ini sejalan dengan adaptasi masyarakat terhadap kondisi pandemi yang membuat mobilitas tidak terlalu terguncang," kata Anton Ahad (26/12).

Anton meyakini ekonomi domestik bakal semakin pulih dan kuat, bila kondisi Covid-19 bisa tetap terjaga. Pemulihan ekonomi Indonesia sangat ditopang oleh kondisi permintaan yang meningkat, dari daya beli sampai belanja pemerintah serta adaptasi masyarakat terhadap kondisi pandemi.

Komposisi konsumsi dalam pengeluaran rumah tangga mengalami peningkatan 570 basis poin (bps) dari 69,4 persen pada Oktober 2020 menjadi 75,1 persen pada Oktober 2021. Tingkat vaksinasi Covid-19 yang tinggi serta restriksi mobilitas yang melonggar mendorong masyarakat masyarakat untuk melakukan konsumsi.  

Meningkatnya permintaan, kata Anton, juga dipantik oleh strategi countercyclical melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang akan berlanjut pada tahun depan. Di sisi lain, BRI memproyeksikan inflasi pada 2022 akan berada di level 2,8-3,3 persen yoy. "Dengan perbaikan ekonomi tersebut, BRI memprediksi tingkat pengangguran akan menyusut menjadi 6,3-7,7 persen," tutur Anton.

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement