REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menggelar Focus Group Discussion (FGD) sinergi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan perusahaan BUMN seperti PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI, Perum Perhutani, dan PTPN VIII. Menteri KLHK Siti Nurbaya mengatakan sinergi ini untuk meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam hayati dan ekosistem pangan di Jawa Barat.
Dalam FGD tersebut, Siti juga mengulas tentang perhutanan sosial, penanganan kemiskinan melalui pemanfaatan kawasan hutan dan perkebunan, serta pembahasan Kemitraan bersama masyarakat. Kata Siti, menjadikan masyarakat lebih produktif, institusi atau badan hukum harus bisa meningkatkan pendapatan masyarakat disekitar wilayah hutan sejalan dengan kebijakan pemerintah menata kembali kawasan hutan, antara lain mengatur kembali kemitraan bersama masyarakat.
"Terdapat potensi kerja sama untuk meningkatkan pemanfaatan SDA melalui kemitraan dengan pemda atau BUMDes, oleh karenanya dapat membuat aturan-aturan untuk mendukung kerja sama tersebut guna peningkatan pendapatan daerah," ujar Siti dalam keterangan tertulis di Jakarta, Ahad (26/12).
Menanggapi adanya potensi peningkatan ekosistem pangan melalui program kemitraan khususnya di Jawa Barat, Direktur Utama RNI Arief Prasetyo Adi mengatakan RNI akan terus mendorong peningkatan kemitraan dengan petani lokal di Jawa Barat, salah satunya komoditas tebu sebagai bagian dari upaya swasembada gula di Indonesia.
Sebagai BUMN, ucap Arief, RNI mendapat penugasan dari pemerintah untuk mengkampanyekan dan menggalakan budidaya tebu guna mewujudkan peningkatan produktivitas gula serta memastikan keberpihakan perusahaan kepada petani tebu rakyat dengan melibatkan dalam program-program kemitraan.
"Saat ini sekitar 2 ribu petani yang tergabung ke dalam 14 Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di wilayah Jawa Barat di antaranya Majalengka dan Indramayu telah menjadi bagian dari program Kemitraan Budidaya Tebu PG Jatitujuh," ungkap Arief.
Dengan adanya kemitraan ini, ucap Arief, RNI Group melalui Pabrik Gula Jatitujuh memiliki peran yang semakin semakin strategis. Pasalnya, selain untuk mengamankan rantai pasok bahan baku giling juga dapat meningkatkan perekonomian lokal melalui peningkatan kesejahteraan para petani.
Arief mengatakan, jumlah lahan yang digarap mitra petani terus bertambah setiap tahunnya. Pada 2019, luas lahan kemitraan tercatat sekitar 1.700 hektare, pada 2020 naik menjadi sekitar 3.200 hektare, pada 2021 bertambah menjadi sekitar 3.690 hektare.
"Perusahaan menargetkan penambahan lahan kemitraan menjadi 5.190 hektare pada 2022. Penambahan luasan lahan kemitraan ini menandakan bahwa manfaat ekonomi dari program ini dirasakan secara nyata, sehingga minat masyarakat untuk bergabung semakin besar setiap tahunnya," kata Arief.