Ahad 26 Dec 2021 22:55 WIB

BI Bali: Kebutuhan Uang Tunai Naik Rp 2,1 Triliun

Kebutuhan uang tunai bulanan di Provinsi Bali rata-rata Rp 792 miliar.

Uang tunai. Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Bali memperkirakan kebutuhan uang tunai bulanan masyarakat di Pulau Dewata pada akhir 2021 akan meningkat mencapai Rp 2,1 triliun.
Foto: ANTARA/Yusuf Nugroho
Uang tunai. Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Bali memperkirakan kebutuhan uang tunai bulanan masyarakat di Pulau Dewata pada akhir 2021 akan meningkat mencapai Rp 2,1 triliun.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Bali memperkirakan kebutuhan uang tunai bulanan masyarakat di Pulau Dewata pada akhir 2021 akan meningkat mencapai Rp 2,1 triliun. Ini terkait perayaan Natal dan menjelang Tahun Baru 2022.

"Rata-rata kebutuhan uang tunai masyarakat di Provinsi Bali setiap bulan pada periode Januari-November 2021 mencapai Rp 792 miliar," kata Kepala KPwBI Provinsi Bali Trisno Nugroho di Denpasar, Ahad (26/12).

Baca Juga

Menurut Trisno, pihaknya telah menyiapkan uang tunai untuk mengantisipasi peningkatan kebutuhan tersebut, baik dalam jumlah maupun pecahan yang dibutuhkan sebanyak 1,5 kali dari proyeksi kebutuhan hingga akhir tahun 2021.

Secara tahunan, total kebutuhan uang tunai masyarakat di Provinsi Bali diperkirakan akan mencapai Rp 10,8 triliun. Sejalan dengan peningkatan kebutuhan uang tunai, jumlah transaksi digital berbasis Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) juga mengalami pertumbuhan yang signifikan.

Sampai dengan Oktober 2021, tercatat jumlah transaksi QRIS mencapai 982 ribu transaksi dengan nominal sebesar Rp 75 miliar. Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar 555 persen (ytd) dari sisi transaksi dan 345 persen (ytd) dari sisi nominal, jika dibandingkan dengan awal tahun 2021 yang tercatat sebesar 150 ribu transaksi dengan nominal Rp17 miliar.

"Peningkatan jumlah transaksi QRIS didukung oleh semakin meluasnya penerimaan pelaku usaha yang telah memanfaatkan kemudahan bertransaksi menggunakan QRIS," ujar Trisno.

Pada awal Desember 2021, jumlah merchant QRIS tercatat mencapai 388.223 merchant atau tumbuh 122 persen (ytd) dibandingkan awal tahun 2021 yang tercatat sebanyak 174.893 merchant.

Untuk menjaga kenyamanan dan keamanan dalam bertransaksi baik tunai maupun nontunai, Trisno kembali mengimbau masyarakat untuk selalu meneliti uang yang diterima dengan 3D, yaitu dilihat, diraba dan diterawang agar terhindar dari kerugian uang yang diragukan keasliannya. Kemudian selalu merawat uang rupiah dengan 5J, yaitu jangan dilipat, jangan dicoret, jangan distapler, jangan dibasahi dan jangan diremas agar uang selalu dalam kondisi baik.

"Berhati-hati dalam bertransaksi baik secara tunai maupun nontunai dengan selalu menjaga kerahasiaan informasi pribadi seperti username dan password, pin serta kode OTP (one time password).

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement