REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Bus Trans Metro Pasundan yang merupakan program pengembangan angkutan massal dengan skema layanan buy the service (BTS) dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub), resmi beroperasi di Kota Bandung, Jawa Barat (Jabar) pada Senin (27/12).
Wakil Gubernur (Wagub) Jabar Uu Ruzhanul Ulum didampingi Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Irjen (Purn) Budi Setiyadi meresmikan beroperasinya Bus Trans Metro Pasundan tersebut yang dilaksanakan di Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat, Jalan Dipati Ukur, Kota Bandung.
Bus Trans Metro Pasundan akan melayani lima koridor atau rute yang melintasi wilayah Bandung Raya (Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi dan Kabupaten Sumedang). Untuk tahap pertama, bus baru melayani koridor Dipati Ukur, Kota Bandung-Jatinangor, Kabupaten Sumedang.
Adapun lima rute Bus Trans Metro Pasundan yang direncanakan, yaitu Koridor I yakni Leuwipanjang Kota Bandung-Soreang Kabupaten Bandung, Koridor II yakni Kota Baru Parahyangan, Kabupaten Bandung Barat-Alun-Alun Bandung, dan Koridor III yakni Baleendah, Kabupaten Bandung-Bandung Electronic Center (BEC).
Kemudian, Koridor IV yakni Leuwipanjang-Dago dan Koridor V yakni Dipati Ukur-Jatinangor. Uu mengatakan, salah satu permasalahan di kawasan Bandung Raya saat ini adalah kemacetan. Dia berharap, hadirnya Trans Metro Pasundan bisa menjadi solusi untuk permasalahan tersebut.
"Di mana, program ini adalah program dari pusat yang dikhususkan bagi warga Jawa Barat. Dengan harapan lahirnya bus ini bisa mengurangi kemacetan, polusi udara dan mengurangi beban hidup masyarakat karena biaya murah dan mudah," kata Uu.
Politikus PPP tersebut mengajak masyarakat bisa memanfaatkan bus tersebut untuk mengurangi permasalahan polusi udara yang disebabkan oleh pemakaian kendaraan pribadi. Uu menyebut, permasalahan polusi memang akibatnya tidak bisa dirasakan langsung, namun dalam jangka panjang.
"Jangan mentang-mentang punya motor, punya mobil, bensin ada, sedikit-sedikit naik mobil pribadi. Mohon ada kesadaran, perubahan paradigma. Mari kita gunakan transportasi massal, untuk kemaslahatan bersama," kata Uu.
"Dan hari ini Jawa Barat sudah merasakannya. Oleh karena itu harapan kami masyarakat di Bandung Raya bisa memanfaatkan program ini karena yakin ini demi kemaslahatan dan kemanfaatan," kata Uu.
Dia menginginkan, daerah lainnya di wilayah Jabar bisa tersentuh program bus. Sehingga masyarakat di Cirebon, Karawang, hingga Depok, bisa merasakan hadirnya transportasi publik yang nyaman dan aman.
Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiyadi mengatakan, alasan Kemenhub menghidupkan kembali angkutan massal di perkotaan besar karena daya beli kendaraan bermotor oleh masyarakat saat ini sangat tinggi. Hal itu berdampak pada tingginya mobilitas warga di kota besar di kawasan Bandung Raya.
Pasalnya, banyaknya kendaraan pribadi menimbulkan masalah kemacetan di mana-mana dan polusi. Kemenhub rencananya menganggarakan Rp 50 miliar untuk detail engineering design (DED) sarana prasarana (halte, pedestrian) Bus Trans Metro Pasundan pada 2022.
Adapun tarif Bus Trans Metro Pasundan ditetapkan sebesar Rp 2.500 untuk pelajar dan Rp 5.000 untuk umum. Budi mengajak masyarakat mencoba fasilitas tersebut.