Program MBKM Jadi Salah Satu Akselerasi Visi Misi UMS
Rep: Binti Sholikah/ Red: Muhammad Fakhruddin
Lembaga Riset dan Inovasi (LRI) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menyelenggarakan Seminar Nasional Dampak Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) secara daring dan luring bertempat di The Sunan Hotel Solo, Senin (27/12). | Foto: Humas UMS
REPUBLIKA.CO.ID,SOLO -- Lembaga Riset dan Inovasi (LRI) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menyelenggarakan Seminar Nasional Dampak Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) secara daring dan luring bertempat di The Sunan Hotel Solo, Senin (27/12).
Seminar nasional tersebut menghadirkan keynote speaker Dosen Polteknik Negeri Semarang, Suparni Setyowati Rahayu, serta narasumber guru besar UMS, Sarjito dan Harun Joko Prayitno.
Dalam sambutannya, Rektor UMS, Sofyan Anif memberikan beberapa catatan terhadap pelaksanaan program MBKM di kampus UMS.
"UMS sudah diakui sebagai kampus terbaik yang melaksanakan program MBKM di wilayah Jawa Tengah, melalui award yang diberikan oleh LLDIKTI wilayah VI Jawa Tengah, dan ini merupakan implikasi terhadap kesungguhan UMS," kata Sofyan Anif seperti tertulis dalam siaran pers yang diterima Republika, Senin.
Menurutnya, dengan apresiasi tersebut dapat menjadikan UMS untuk terus meningkatkan semangat dalam melakukan program yang bertajuk MBKM. Selain itu, program ini juga sangat mendukung akselerasi visi misi UMS, dimana pada 2029 UMS menjadi World Class University.
"Dengan keunggulan ini, maka kita harus mampu berpikir out of the box, banyak hal yang harus dikreasikan dengan ide-ide baru. Kalau kita hanya fokus pada metode konservatif, maka akan lamban progresifitasnya. Apalagi menuju World Class University, maka semua elemen harus bekerja keras menggunakan metode-metode yang sesuai dengan kebutuhan masa kini," jelas Guru Besar Bidang Manajemen Pendidikan UMS tersebut.
Ketua LRI UMS sekaligus ketua panitia, Sri Sunarjono, menyampaikan ternyata program merdeka belajar dan kampus merdeka, diam-diam menjadi salah satu faktor dalam akselerasi kemajuan UMS.
"Kampus UMS sudah memiliki berbagai kegiatan yang sejalan dengan program yang diadakan oleh MBKM," ungkapnya.
Dia menambahkan, kegiatan seminar nasional ini merupakan rangkaian program bantuan pendanaan penelitian MBKM, dimana UMS menjadi klaster I yang memperoleh Rp 1,8 miliar bantuan pendanaan.
"Namun dari hasil survei yang dilakukan oleh UMS ini terdapat 20 mahasiswa yang menyatakan dampak ini belum dirasakan. Bisa jadi mahasiswa belum benar-benar memahami atau mungkin ada komunitas mahasiswa yang belum tersentuh dampaknya," paparnya.